Indonesia

pedang Zulfikar yang diberikan Sayidina Ali bin Abi Thalib kepada Prabu Borosngora, Kujang Panjalu dan Keris Stok Komando. Pusaka-pusaka ini dicuci dengan air karomah tirta kahuripan yang diambil dari 9 sumber mata air yang dikeramatkan oleh masyarakat Kecamatan Panjalu. Sumber mata air tersebut berasal dari sumber mata air gunung bitung, mata air gunung sawal, mata air cipanjalu, mata air situ lengkong, mata air kapunduhan, mata air ciater, mata air gunung tilu, mata air cilimus, dan mata air ciomas. Air tersebut di bawa menggunakan “kele” yaitu sebuah tempat yang dibuat dari bambu dan dilubangi dibagian atasnya. Selain air, jeruk nipis juga dipakai untuk menghilangkan karat dari benda-benda peninggalan kerajaan Panjalu yang pada dasarnya terbuat dari bahan besi tempa yang dikarenakan termakan usia pasti menimbulkan karat yang cukup tebal.[10] Terakhir, setelah dilakukan pensucian, benda peninggalan itu diolesi minyak khusus yang kemudian dibungkus kain berwarna putih dan disimpan kembali ke Pasucian Bumi Alit. Semua benda pusaka peninggalan Raja Panjalu dibersihkan. Hanya saja yang diperlihatkan secara simbolis ke masyarakat hanya tiga. Yakni Pedang Zulfikar, Kujang Panjalu dan Keris Stok Komando

Sunda

Pedang Zulfikar anu dipasihkeun ku Sayidina Ali bin Abi Talib ka Raja Borosngora, Kujang Panjalu sareng Komando Saham Keris. Barang pusaka ieu dikumbah ku karomah tirta cai kahuripan anu dicandak tina 9 sumber cai anu suci ku masarakat Kacamatan Panjalu. Cinyusu asalna tina cinyusu Gunung Bitung, cinyusu Gunung Sawal, cinyusu Cipanjalu, cinyusu Situ Lengkong, cinyusu Kapunduhan, cinyusu Ciater, cinyusu Gunung Tilu, cinyusu Cilimus, sareng cinyusu Ciomas. Cai dibawa nganggo "kele" anu tempat didamel tina awi sareng liang didamel di luhur. Salaku tambahan kana cai, jeruk nipis ogé dianggo pikeun ngaleungitkeun karat tina objék ti karajaan Panjalu anu dasarna didamel tina beusi tempa anu kusabab umur kedah nyababkeun karat anu cukup kandel. [10] Akhirna, saatos dimurnikeun, titilar dioleskeun minyak khusus anu teras dibungkus ku lawon bodas sareng disimpen deui di Pasucian Bumi Alit. Sadaya pusaka titinggal Raja Panjalu diberesihan. Ngan éta ngan ukur tilu anu ditingalikeun sacara simbolis ka umum. Nyaéta Pedang Zulfikar, Kujang Panjalu sareng Komando Saham Komando

TerjemahanSunda.com | Bagaimana cara menggunakan terjemahan teks Indonesia-Sunda?

Semua terjemahan yang dibuat di dalam TerjemahanSunda.com disimpan ke dalam database. Data-data yang telah direkam di dalam database akan diposting di situs web secara terbuka dan anonim. Oleh sebab itu, kami mengingatkan Anda untuk tidak memasukkan informasi dan data pribadi ke dalam system translasi terjemahansunda.com. anda dapat menemukan Konten yang berupa bahasa gaul, kata-kata tidak senonoh, hal-hal berbau seks, dan hal serupa lainnya di dalam system translasi yang disebabkan oleh riwayat translasi dari pengguna lainnya. Dikarenakan hasil terjemahan yang dibuat oleh system translasi terjemahansunda.com bisa jadi tidak sesuai pada beberapa orang dari segala usia dan pandangan Kami menyarankan agar Anda tidak menggunakan situs web kami dalam situasi yang tidak nyaman. Jika pada saat anda melakukan penerjemahan Anda menemukan isi terjemahan Anda termasuk kedalam hak cipta, atau bersifat penghinaan, maupun sesuatu yang bersifat serupa, Anda dapat menghubungi kami di →"Kontak"


Kebijakan Privasi

Vendor pihak ketiga, termasuk Google, menggunakan cookie untuk menayangkan iklan berdasarkan kunjungan sebelumnya yang dilakukan pengguna ke situs web Anda atau situs web lain. Penggunaan cookie iklan oleh Google memungkinkan Google dan mitranya untuk menayangkan iklan kepada pengguna Anda berdasarkan kunjungan mereka ke situs Anda dan/atau situs lain di Internet. Pengguna dapat menyisih dari iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi Setelan Iklan. (Atau, Anda dapat mengarahkan pengguna untuk menyisih dari penggunaan cookie vendor pihak ketiga untuk iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi www.aboutads.info.)