Indonesia

Suatu pagi dua permen eh, preman sekolah sudah muncul di depan pintu kelas XI Alpa 3. Mereka adalah Kelat dan Bela. Hampir semua guru dan siswa takut pada kedua berandal itu. Karena, mereka sering sekali membuat onar di sekolah, terutama meminta uang pada siswa-siswi kaya. Setiap siswa yang ke kelas mesti dan wajib bayar upeti pada Bela dan Kelat. Jika mereka tidak menuruti kemauan GENG BELAH, yaitu panggilan keren geng mereka, maka se-gelinding bom atom akan melayang ke pipi mereka. (adegan)... Kelat :”bro.. pagi-pagi begini kita sudah dapat lumayan ini. padahal kita belum dapat upeti dari si kaya itu, geng SANDAL JEPIT lho bro…”. Bela :”(tepuk pundak kelat)”. Kelat :”(eh bencong elo bencong elo ) aduh cyin…”. Bela :”eh kumat kamu ini latah melulu.” Kelat :”sorry bro, kalau masalah ini sudah bawaan orok kali hehhe..” Bela : “eh by the way on the way busway, tadi elo bilang sandal jepit? Oh my god mana bisa SANDAL JEPIT elo minta bro? (berfikir keras).” Kelat : “aduh cyin…bodoh enggak luntur-lunturya? Maksud gua tadi geng sandal jepit..yang anaknya orang kaya itu loh.” Bela : “eh bro..kan mereka tajir? kenapa enggak kita minta uang saja ?” Kelat : “(diam dan kesal).” (ekspresi marah) Lalu dari kejauhan datanglah 2 orang anak pejabat tinggi sedang berjalan menuju kelas. Mereka adalah Jenita dan Pita. Mereka adalah salah satu sasaran empuk GENG BELAH setiap harinya. Bela : “widdih cewe tajir mau lewat ya?” Jenita : “ya iya dongse..gua itu orang tajir nomor dua di smansasere yang kekayaan nya enggak bakalan habis sampai tujuh keturunan.” Kelat : “katanya lo tajir..sopasti lo banyak duit dong? Mana setoran lo buat gua?.” Pita :” eh enak aja! Gua sebagai teman dari jenita yang tajirnya enggak ketulungan yang cantiknya sebelas dua belas sama Christina teri, yang bohainya kayak Julia teres .. enggak rela! Alias o to the gah bagi duit ke orang low to the gank, gem to the mbel,model kalian itu.” Bela : “oh iya lat,kan kita anak sekolah? Kok malak segala? Kan itu enggak baik lat?” Kelat : “heh bela! Lo itu bagaimana sih? Kita kan geng belah..yang artinya BERANDAL SEKOLAH masa kita mau berlaku kayak ustadz memet? Kagak mungkin banget..” Bel masuk sekolahpun berbunyi semua murid memasuki kelas XI Alpa 3. Tetapi tidak untuk GENG BELAH. Setelah aksi tersebut berlangsung, GENK BELAH pun tidak masuk kelas, mereka malah bolos sekolah bahasa gaulnya “bosek”. Mereka pergi ke base camp kegemaran mereka yaitu warung belakang sekolah menggunakan uang hasil jarahan tadi untuk membeli cemilan kesukaan mereka yaitu es krim pete dan getuk dari buah sukun buatan ibu Sikun. Bu Syarofil: “selamat pagi anak-anak..” Murid : “pagi juga ibu upil..” Bu Syarofil: “hei! Nama saya Bu Syarofil bukan UPIL !” Murid : “ahiihihhihi … maksud nya itu bu..” Bu Syarofil: “siapa yang tidak hadir hari ini?” Mae : “biasa lah bu…pasti genk abal-abal yang sok kece itu,si Bela sama si Kelat..mereka itu selalu bolos sekolah bu.” Bu Syarofil: “ya ampun.. green tea swir, hello swir, jengkol, pete, jolang-jaling swir…” Aisyah :” ma’af bu Upil, eh! Bu Syarofil…mungkin mereka sedang ada urusan,jadi tidak bias berangkat sekolah.” Bu Syarofil: “oh ya sudah…mari kita lanjutkan materi kita.” Saat jam pulang sekolah Bela dan Kelat pun belum juga pulang, mereka masih betah nongkrong di base camp mereka dan menikmati hasil jarahan mereka di hari ini. Setelah mereka puas menikmati cemilan kesukaan mereka pun pulang ke rumah masing –masing dengan keadaan sempoyongan seperti habis menenggak minuman terlarang. Hahahaha… tapi bedanya ini es krim alami. Bela tidak langsung pulang, dia justru bermain dan ikut dangdutan di kampung sebelah. Setelah larut malam Bela baru pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, ia langsung masuk ke kamar ibunya dan menyulap kamar ibunya bak kapal titanic. Eeh, kapal pecah maksudnya. Dan dia pun menemukan cin to the cin di laci kamar ibunya. Bela : “bu dimana kau menyimpan uang? Berikan semua padaku..” Ibu :” untuk apa nak? Ibu sudah tak punya uang… semuanya sudah terkuras habis untuk biaya pengobatan ibu,dan untuk biaya sekolah mu..” Bela : “aku enggak mau tau ! semua itu enggak penting buat aku!! Aku hanya butuh uang untuk bersenang –senang dengan temanku.” Ibu : “nak…saat ini, kita harus hidup hemat.. ayahmu sekarang sudah tiada, sedangkan kita tak punya apa-apa.” Bela: “aku enggak perduli! Intinya aku cuma butuh uang! (sambil mengacak-acak isi laci kamar ibunya). Haaaaa… ini apa bu! Dasar wanita tukang bohong ! ini ada cincin emas, tapi kau bilang tak punya apa-apa…” Ibu : “nak… jangan, itu peninggalan terakhir dari ayahmu nak.” Bela tak mempedulikan seruan ibunya. Dia langsung keluar dari kamar sang ibu dan membanting pintu kamar, padahal ibunya sedang terkapar sakit. Ia malah menjual cincin tersebut ke Toko Emas. Lalu menelpon kelat. (adegan menelpon) Bela : lat, ke tempat biasa yuk.. gua lagi banyak duit nih. Kelat : benar? Tapi lo yang terakhir yaa.. eeh bel, tapi masa iya kita cuma berdua, enggak asik banget kan? Bagaimana kalau kita mengajak GENK SENDAL JEPIT? Bela : oke lat,, see you at Pita’s home.. Kelat : see you. Sesampainya dirumah Pita GENK BELAH langsung berteriak memanggil pita dari halaman rumah pita. Bela : woy!! Pita !! keluar woy! (sambil menggedor pintu rumah pita) Pita :woy! Siapa sih! Gua kan lagi pedycure, menycure, berendam di air mancur, Bela :pita!! Jangan banyak omong lo deh, cepet keluar ! Karena tidak sabar Bela dan Kelat langsung menyeret Pita tanpa pikir panjang. Kebetulan di rumah Pita ada Jenita. Lalu berdua di seret langsung menuju tempat nongkong. Keesokan hari di sekolah tepatnya di kelas XI Alpa 3. Aisyah : “teman-teman katanya hari ini ada murid baru loh..” Mae :” what?? Oh my god, oh my no, oh my wow! Semoga cowok ya.. biar bisa langsung aku jadikan pacar..hahha.” Aisyah : “astaghfirullah Mae, menyebut Mae.. itu tidak boleh.. kita ini masih jadi pelajar dan sebagai umat islam harus sesuai dengan apa yang di ajarkan agama.” Mae :”oh ya syah, maaf mulut saya suka kepedesan, eh........... keceplosan maksudnya.” Jenita :”heh mae! Enggak usah sok kecakepan deh!! Muka 11 12 sama omesh aja bangga....” Pita :”ya ampun girls,, cantik juga gua.... pasti siswa baru itu lebih tertarik sama gua. Muka gua kan 11 12 sama annisa cebirrel....” Bela :”cherrybelle kelllezzz! Pinky swear, kity swear, banana cherry strowberry swear..” Jenita :”tumben langsung connect! Biasanya sampai nunggu lebaran monyet juga enggak nyambung-nyambung.” Aisyah :”ya sudahlah.... kita tunggu aja.” Bel berbunyi............. Pak tokek :”selamat pagi anak-anak...” Murid :”malam pak!!!” Pak tokek :”dasar kalian ini, koplak semua! pagi dibilang malam.” Aisyah :”maaf pak...teman-teman cuma bercanda aja.” Pak tokek :”sudah sudah! bapak mau memperkenalkan murid baru pindahan dari SMA N 1 SUBARAYA.” Pita :”SURABAYA kelezzz pak.......” Murid :”hu....” Pak tokek :”sudah sudah.itu maksud saya anak- anak. Masuk nak (menghadap ke pintu)” Sri :’hallo teman teman assalamualaikumm...” (Suasana kelas menjadi hening.) Jenita :”heh akamso’! elo bicara apa barusan, ass apa kayak gua pernah dengar?” Aisyah :”assalamualaikum jenita.” Pak tokek :”ayo kemari perkenalkan diri mu nak.” Sri :”nama saya Fransriska Cantika Dewi Saraswati Indah sekali menari – nari di bumi pertiwi, kalian semua bisa memanggil saya SRI.” Murid :”hahaha katro’ bingitz!!” Mae :”i to the you banget sih...... katanya murid barunya cowok,ko ini malah cewek aneh yang asalnya dari planet pluto yang wujudnya kayak buto ijo dan tampilannya mirip akamso’...” Sri :”Ha ha, keren ya teman-teman ku.ada pertanyaan lagi tidak?” Jenita :”kamu orang kaya ke berapa di SUBARAYA????? Eeh SURABAYA maksud gua..” Sri :”orang tua ku enggak kaya.mereka Cuma punya bisnis kecil-kecilan contohnya punya perusahaan basreng dari daging toke’,rumah makan yang menu utamanya daging kadal+sambel pete, dan punya cafe yang minumannya teh cere’+pelayannya yang pende’-pende’” Murid :”(melongo) i to the yuhhhhhhh.........................” Pak tokek :”cukup anak-anak.sri silahkan duduk dibelakang.” Akhirnya jam pulang sekolah tiba,tidak seperti biasanya, Bella pulang lebih awal dan mengabaikan ajakan si kelat untuk nongkrong di basecamp. (setibanya di rumah),bela jadi bingung karena banyak orang di rumahnya. Bela :”ada apaan seh bu’ kok pada ramai-ramai begini ?” Ibu 1 :”sabar ya nak.....” Bela :”sabar apa sih jangan bikin orang ingin tahu saja dehhhh...” Ibu 1 dan 2 :”ibumu..................men mennnnnn....” Bela :”ibu dapet apa??? kupon hadiah, emas, rumah, jalan-jalan ke luar negeri, apa dapet apa bu?” Ibu 2 :”astagfirullah nak... bukan itu, tapi meninggal dunia...” Bela :”enggak mungkin,jangan bercanda ah......., enggak lucu tau!!!!!!!! (lari sambil menangis)” Bela :”(memeluk ibunya dan meminta maaf di depan jasad ibunya) ibu................jangan pergi ....... kalau ibu pergi aku sama siapa.....” Sejak saat itu Bella berubah "to to the tall". Ia tak pernah lagi berbuat onar di sekolah.ia jadi anak yang sangat pendiam dan berubah jadi rajin belajar.seluruh teman-temannya begitu kaget.tak terkecuali kelat. Bela :”(baca buku)” Kelat :”bro,,,,kenapa se elo jadi kayak begini, jadi enggak asik!!” Bela :”lat, gua dah sadar semenjak ibu gua meninggal. gua merasa hidup gua penuh dengan kesendirian, gua ingin punya banyak teman enggak cuma berteman sama elu. gua sadar selama ini banyak melakukan dosa. dan gara-gara gua ibu gua menderita dan meninggal.” Tapi ternyata banyak dari teman-teman bela yang memanfaatkan perubahan sikapnya untuk membalas dendam,terutama geng sendal jepit. Pita :”cuihhhhhh........,preman sekolah ternyata bisa tobat juga ya........... apalagi preman model kaya elu!” Kelat :”apaan elu bentak-bentak sohib gua. Emang salah kalau kita berdua tobat??” Jenita : “paling-paling juga besok sudah jadi preman lagi yang paling ganas membahana badai halilintar menggelegar menggetarkan dunia akhirat..!! tapi yakin gua enggak akan takut lagi ama lu berdua.” Pita : “shit! Elo berdua mau berubah? Jangan bermimpi DONG. Gua enggak akan percaya selamanya sama elo.” Di tengah perdebatan itu datanglah sesosok bidadari yang masuk kedalam panci, yang enggak sengaja kecuci dan terbakar diatas api. Aisyah :” kalian ini bagaimana si, mereka berubah malah diperlakukan seperti ini, seharusnya kita bersyukur mereka mau berubah.” Jenita :” (mendorong pundak aisyah) eehh elo... jadi cewek enggak usah munafik deh. Elo juga punya dendam kan sama mereka berdua. Munafik lo!” Bela : “sudahlah Syah, enggak usah membela gua. Gua pantas diperlakukan seperti ini, gua emang salah dan gua ingin minta maaf sama mereka, tapi terserah mereka mau maafkan atau enggak.” Jenita : “maafkan lo?? Jangan ngarep! Secuil maaf pun enggak akan gua kasih buat elo!” Pita :”benar tuh, gua juga enggak akan maafkan elo! Dosa elo tuh dah kayak gunung kelud yang meletus karena kebelet kentut akibat dosa elo yang bertumpuk-tumpuk.” Suatu ketika, Bela dan Kelat bertekat menjadi siswa terbaik di kabupaten... dan ketika genk sendal jepit tau, mereka tertawa terbahak-bahak. Pita : “hahahaha.... lo berdua jadi siswa terbaik di kabupaten???????? I to the yuuuh.. enggak mung to the kin..” Jenita : “gua anak paling pintar di sekolahan aja, enggak pernah mimpi kayak lo berdua. Karena itu enggak mungkin.” Pita : “ditambah lagi gua yang belajar tiap hari dan les di beberapa LBB aja enggak yakin bisa masuk 5 besar se-kabupaten.” Jenita : “kita kan anak pejabat paling kaya dan paling berpengaruh di Asia Pasifik sebelah laut Jawa itu aja enggak yakin jadi yang terbaik. Eeh, tapi emang kita yang terbaik. Ya enggak girls??” Pita : “so pasti dong..” Kelat : “kita itu emang orang miskin tapi kesempatan bisa datang ke siapa pun. Kita kan sama-sama makan nasi.” Jenita :” oke.. Kita lihat aja nanti. Siapa yang menang? Elo atau gua!” Bela : “oke kita liat aja nanti.” Setelah mati-matian Bela dan Kelat mencari uang untuk membeli buku. Akhirnya kesampaian juga mereka belajar dengan tekun setiap hari dan pada akhirnya mereka menjadi siswa terbaaik se-kabupaten. Sedangkan Jenita dan Pita tidak lulus UN lantaran terlalu sibuk dengan make-upnya Aisyah :”selamat ya Bel, selamat juga ya Kel, kalian telah terpilih jadi siswa terbaik kabupaten.” Bela :”iya sama-sama ya Syah..” Kelat : “iya syah. Kalau misalnya kita enggak punya teman kaya lo, mungkin kita enggak bisa kayak sekarang ini.” Sri : “oh iya, selamat ya buat kalian berdua. BTW tau enggak? Di sekolah kita ada kabar duka.” Kelat : “apa-an?? Ada yang meninggal???” Sri : “bukan.. maksudnya genk sendal jepit enggak lulus.” Bela :” syukurin!!!.. biar mereka tau rasa.” Kelat : “Enggak boleh begitu juga Bel, mereka kan juga kawan kita.” Aisyah : “Iya Bel benar tuh kata Kelat.” Mereka pun menghampiri SENDAL JEPIT di kelas yang sedang berduka cita. Tiba-tiba perasaan benci Bela berubah menjadi simpati kepada mereka. Bela :”Lat kasihan juga ya mereka, gua nyesel Lat.” Kelat :”Iya Bel gua juga kasihan sama mereka.” Pita : “untuk apa elo orang datang kesini! kalian senang kan! bahagia kan! puas kan! liat kita berdua enggak lulus dari sekolah ini.” Kelat :” kita enggak punya maksud kayak begitu Jen. Kita mau menghibur kalian. Kita minta maaf kalau kita salah, kita selalu memaksa kalian buat mencontoh perbuatan buruk kita.” Jenita :”kita sudah maafkan kalian kok, dari awal kita juga salah, selalu menunjukan kesombongan di depan kalian. itu mungkin balasan dari Tuhan. Ternyata semua manusia itu sama derajat nya di mata Tuhan.” Bela :”iya Jen. Berarti sekarang “WE ARE FRIENDS FOREVER”. Akhirnya mereka semua saling meminta maaf, dan tidak lagi bermusuhan. Semua manusia di mata Tuhan sama, jadi kita sebagai makhluk-Nya tidak boleh membeda-bedakan satu sama lain. Kita juga tidak boleh membantah kepada orang tua dan harus menghargainya. Serta seburuk-buruknya manusia pasti bisa menjadi lebih baik lagi dan berhak atas kesempatan kedua.

Sunda

Hiji isuk dua permén éh, preman sakola geus mucunghul di lawang kelas XI Alpha 3. Nyaéta Kelat jeung Bela. Ampir kabéh guru jeung murid sieun dua delinquent. Lantaran, mindeng nyusahkeun di sakola, utamana ménta duit ka murid beunghar. Unggal murid anu asup ka kelas kudu jeung kudu ngahormat ka Bela jeung Kelas. Lamun teu nurut kana kahayang GENG BELAH, nu disebut gorombolan keren, mangka bom atom bakal ngagulung kana pipi maranéhanana. (adegan)... Kelas : “Bang.. isuk-isuk ieu mah lumayan. padahal urang mah can meunang upeti ti si benghar, geng SANDAL jepit bro…”. Bela : "(nepak taktak)". Kelat: "(eh maneh becong, maneh becong elo) oh cyin...". Bela: "Ih, maneh mah loba omong." Kelas: "Hampura Kang, upami masalah ieu tos bawaan, da bobodoran, hehe..." Bela : “eh di jalan busway, maneh ngomong sandal jepit? Duh Gusti, kumaha anjeun tiasa menta sandal jepit bro? (pikir teuas)." Kelas: "Aduh, cyin...teu luntur? Maksudna geng sandal jepit... nu anakna beunghar, nyaho." Bela : “Eh bro...beunghar teu?Naha urang teu menta duit?" Kelas: "(jempé jeung keuheul)." (ekspresi ambek) Teras ti kajauhan sumping 2 barudak pejabat tinggi nuju ka kelas. Aranjeunna Jenita sareng Pita. Éta mangrupikeun salah sahiji target gampang GENG SHIFT unggal dinten. Bela: "Widdih, budak beunghar, rek lulus?" Jenita : "Enya enya dongse.. Abdi teh nomer dua pangbeungharna di Smansasere anu hartana moal beak dugi ka tujuh turunan." Kelas : “Cenah maneh beunghar.. Jadi kudu loba duit kan? Dimana deposit anjeun pikeun kuring?" Pita : “Ih, ngeunah! Abdi babaturan awewe anu beunghar, tapi anu geulis, sabelas sareng dua belas, sareng teri Christina, anu goyang sapertos Julia teres.. Abdi henteu hoyong! alias o ka gah, mere duit ka low ka jalma gank, gem ka mbel, model anjeun." Bela : “Oh enya lat, urang mah budak sakola kan? Kumaha sadayana? Éta saé henteu lat?" Kelas: "hey ngabela! Lol kumaha damang? Kami geng pamisah. Mustahil pisan.." Bel sakola disada kabéh murid asup ka kelas XI Alfa 3. Tapi lain keur GENG BELAH. Sanggeus aksi lumangsung, GENK BELAH teu asup ka kelas, malah bolos sakola basa gaul "bosek".Maranéhna indit ka base camp karesepna, toko tukangeun sakola, maké duit nu dijarah keur meuli jajanan karesepna, nyaéta és cau jeung getuk tina sukun buatan indungna Sikun. Bu Syarofil : "Wilujeng enjing barudak.." Murid : "Enjing oge Bu Upil.." Bu Syarofil : “heh! Nami abdi Bu Syarofil sanes UPIL!” Murid : "ahiihihhihi...maksudna bu.." Bu Syarofil : "Saha nu teu hadir ayeuna?" Mae: "Biasa bu..kudu aya nu asik, gengsian, Bela jeung Kelat..sok bolos sakola, Ma." Bu Syarofil : "Aduh.. green tea swir, halo swir, jengkol, pete, jolang-jaling swir..." Aisyah : “Hapunten Bu Upil, eh! Bu Syarofil... meureun aya urusan, jadi teu bisa sakola." Bu Syarofil : "Oh, muhun...urang teraskeun materina." Sanajan waktu sakola, Bela jeung Kelat teu acan mulang, masih keneh jongjon nongkrong di base camp jeung ngarasakeun jarahanana kiwari. Sanggeus wareg ngararasakeun jajanan karesepna, balik deui ka imahna masing-masing dina kaayaan jungkrang, saolah-olah geus nginum inuman anu dilarang. Hahahaha… tapi bédana ieu és krim alami.Bela teu langsung mudik, malah ulin jeung ngiluan dangdut di kampung sebelah. Sanggeus peuting, Bela kakara balik ka imah. Sesampainya di imah, manéhna langsung asup ka kamar indungna sarta disulap kamar indungna kawas kapal titanic. Eeh, kapalna peupeus maksudna. Sarta anjeunna ogé kapanggih cin kana cin dina laci pangkeng indungna urang. Bela : “Ema nyimpen duit dimana? Pasihan abdi sadayana… " Ema : “Kanggo naon anaking? Abdi teu gaduh artos... sadayana parantos dikuras kanggo biaya médis anjeun, sareng kanggo biaya sakola anjeun… " Bela : “Teu hayang nyaho! euweuh nu penting keur kuring!! Kuring ngan butuh duit pikeun senang-senang jeung babaturan." Ema : “Putra… wayah kieu urang kudu hirup hemat… bapa anjeun ayeuna geus teu aya, sedengkeun urang teu boga nanaon.” Bela : “Teu paduli! Dasar kuring ngan butuh duit! (bari ngoméan eusi laci kamar indungna). Haaaaa... aya naon bu! Naon awéwé tukang bohong! Ieu mangrupikeun cincin emas, tapi anjeun nyarios anjeun teu ngagaduhan nanaon… Ema: "Akang... heueuh, éta warisan pamungkas ti bapana, Kang." Bela teu maliré telepon indungna. Geuwat kaluar ti kamar indungna terus ngetrok panto, padahal indungna keur gering. Anjeunna malah ngajual cingcin ka Toko Emas. Lajeng nelepon kelas.(adegan nelepon) Bela : lat, hayu urang ka tempat biasa.. Duit mah loba keneh. Curang: leres? Tapi maneh nu pangtukangna.. eeh bel, tapi mun urang duaan, keren teu? Kumaha upami urang ngajak GENK SENDAL JEPIT? Bela : muhun lat,, jumpa di imah Pita.. Kelat : jumpa. Anjog ka imah Pita, GENK BELAH langsung ngagorowok menta pita tina kaca imah pita. Bella: aduh!! Pita!! kaluar wow! (bari ngetrokan panto imah band) Pita: wah! Saha éta! Abdi masih pedycure, mencure, soak di cai mancur, Bela: pita!! Tong loba omong, geura kaluar! Kusabab teu sabar, Bela jeung Kelat langsung ngarérét ka Pita tanpa pikir. Kabeneran di imah Pita aya Jenita. Tuluy nu duaan langsung ngarérét ka tempat nongkrong. Isukna di sakola, tepatna di kelas XI Alfa 3. Aisyah : “Ceuk babaturan ayeuna aya murid anyar. Mae: "naon?? Duh Gusti, aduh henteu, aduh aduh! asa jajaka..supaya enggal meunang kabogoh...hahaha." Aisyah: "Astaghfirullah Mae, nyebatkeun Mae.. teu kenging.. urang masih santri sareng salaku umat Islam kedah taat kana naon anu diajarkeun ku agama." Mae : "Ih enya, hapunten, sungut abdi lada yeuh........... maksudna lesot." Jenita : “eh mae! Teu kudu jadi imut!!Nyanghareupan 11 12 kalawan omesh bangga euy...." Pita : “Aduh aing geulis oge...mahasiswa anyar mah pasti leuwih resep. Beungeut abdi 11 12 sareng annisa cebirrel...." Bela : “cherrybelle kellezzz! Sumpah pinky, sumpah kity, sumpah strawberry pisang cherry..” Jenita : “tumben langsung nyambung! Biasana mah bari nungguan lebaran, monyét teu weléh ngaléos." Aisyah: "enya teu nanaon.... antosan wae." Bel disada............. Pak Gek : "Wilujeng enjing barudak..." Murid : "peuting pak!!!" Ceu tokek : “Akang koplak! isuk disebut peuting." Aisyah : "Hampura pak.. rerencangan abdi ngan ukur guyonan." Ceu cicih : “geus! Abdi hoyong ngenalkeun murid pindahan anyar ti SMA N 1 SUBARAYA." Pita : "SURABAYA kelezzz pak......." Murid: "haaah..." ceu ceuceu : “geus beres.. kitu atuh barudak. Asup anaking (nyanghareup ka panto)" Sri : 'Halo sobat, assalamualaikum...' (Kelas jempé.) Jenita : "heh akamso'!Naon anu anjeun carioskeun ayeuna, burit naon anu kuring kantos nguping?" Aisyah : "Assalamualaikum jenita." Ceu cicih : "Kadieu, kenalkeun diri, anaking." Sri : "Nami abdi Fransriska Cantika Dewi Saraswati. Geulis pisan jogè di ibu pertiwi, tiasa nyebat abdi SRI." Murid :"hahaha katro' bingitz!!" Mae: "Hayang pisan euy......ceuk murid anyarna budak,kumaha ieu awewe aneh planet Pluto nu siga Buto Green jeung mirip Akamso'..." Sri: "Ha ha, karunya, babaturan. Aya patarosan deui?" Jenita : “ Sabaraha jelema beunghar maneh di SUBARAYA????? Eeh SURABAYA maksudna.." Sri : "Kolot mah teu beunghar, ngan usaha leutik, misalna boga pausahaan basreng nu dijieunna tina daging toke, restoran nu menu utama daging kadal + sambel cabe, jeung cafe nu inumanna teh sereh + palayan pondok." pondok'" Murid :”(neuteup) abdi ka yuhhhhhhhh................” Ceu Gék : "Cukup barudak. Sri, linggih di tukang." Ahirna waktu sakola datang, teu saperti biasana, Bella datang ka imah leuwih awal jeung teu malire uleman pelatih pikeun nongkrong di basecamp.(sampai ka imah), Bela bingung sabab di imahna loba jalma. Bela: "Aya naon bu, kumaha geuning seueur jalmi sapertos kieu?" Indung 1 : "Sing sabar, Nak...." Bela: "Tungguan naon, tong nyieun jelema hayang nyaho, deh..." Ibu ka 1 sareng ka 2 : "indung maneh...............mennnnn...." Bela : “Ema meunang naon??? kupon kado, emas, imah, jalan-jalan ka luar negeri, meunang naon, Bu?” Ema 2 : "Ya ampun anaking... sanes kitu, tapi maot..." Bela:"moal, tong lulucon ah.......,teu lucu nyah!!!!!!!! (kabur ceurik) Bela :”(nangkeup indungna terus menta hampura hareupeun awak indungna) ema................ulah indit.......mun indung indit saha atuh bareng...." Saprak harita Bella robah "ka jangkung". Anjeunna henteu kantos deui nimbulkeun masalah di sakola. Anjeunna janten budak anu sepi pisan sareng janten murid anu rajin diajar. Sadayana réréncangan reuwas. Teu iwal ti kelas. Bela : "(maca buku)" Kelas: "adul,,,,naha maneh jadi kieu, jadi teu asik!!" Bela : “Lat, kuring geus eling ti saprak indung maot. Kuring ngarasa hirup kuring pinuh ku kasepian, kuring hayang loba babaturan, lain ngan saukur babaturan jeung anjeun. Kuring nyaho yén kuring geus loba dosa.Sareng kusabab abdi indung abdi sangsara sareng maot." Tapi tétéla réa réa réncang Bela ngamangpaatkeun parobahan sikepna pikeun males dendam, utamana gorombolan sendal jepit. Pita: "cuihhhhhhh........, preman sakola sabenerna bisa tobat, huh........ utamana preman kawas model maneh!" Kelas : “Naon nu ngagorowok ka sobat. Naha salah urang duaan tobat??” Jenita : “Paling isukan maneh jadi preman, guludug guludug paling galak, ngagoncangkeun dunya jeung akherat..!! tapi kuring yakin kuring moal sieun ku anjeun duaan deui." Pita: "Alah! Naha anjeun duaan hoyong robih? Tong ngalamun DONG. Abdi moal percanten ka anjeun salamina." Di tengah-tengah debat, malaikat asup kana pot, nu ngahaja dikumbah jeung dibeuleum dina seuneu. Aisyah : "Kumaha damang, maranéh geus barobah, malah diperlakukeun saperti kieu, urang kudu bersyukur yén maranéhna rék robah." Jenita :” (nyodorkeun punduk Aisyah) eehh elo... jadi budak awewe teu kudu munafik. Elo ogé boga dendam ka duanana. Anjeun munafik!" Bela : “Hayu Syah, teu kudu ngabela abdi.Pantes kuring diperlakukeun siga kieu, kuring salah jeung kuring hayang menta hampura ka maraneh, tapi terserah maranehanana ngahampura atawa henteu." Jenita : “Hampura?? Tong ngarepkeun! Kuring malah moal masihan hampura pikeun anjeun!" Pita : “Leres, abdi oge moal ngahampura! Dosa-dosa aranjeun ibarat gunung Kelud nu bitu ku sabab kudu kentut ku numpuk-numpuk dosa." Jaman baheula, Bela jeung Kelat boga tekad jadi murid-murid terbaik di Kab. Pita : “Hahahaha.... anjeun duaan murid-murid terbaik di kabupaten???????? Abdi ka yuuuh.. teu tiasa ka kin..” Jenita : “Abdi teh budak pangpinterna di sakola, teu acan kantos ngalamun sapertos anjeun duaan. Kusabab éta mustahil." Pita : "Salian ti éta, abdi diajar unggal dinten sareng ngajar di sababaraha LBB, abdi henteu yakin abdi tiasa asup ka 5 luhur di Kab. Jenita : “Kami teh putra pajabat anu pangbeungharna jeung boga pangaruh di Asia Pasifik gigireun Laut Jawa. Eeh, tapi urang nu pangalusna. Enya teu awewe?? Pita : "mangga dong.." Kelas: “Kami memang jalma miskin, tapi kasempetan bisa datang ka saha waé. Urang duaan dahar sangu." Jenita : “Muhun.. Engke urang tingali.Saha nu meunang? Elo atawa guha!” Bela: "Muhun, urang tingali engké." Sanggeus asa-asa Bela jeung Kelat néangan duit keur meuli buku. Tungtungna, maranéhna ogé diajar rajin unggal poé sarta ahirna maranéhna jadi murid pangalusna di kacamatan. Samentara éta, Jenita jeung Pita henteu lulus Ujian Nasional lantaran riweuh ku rias-ria Aisyah : "Wilujeng Bel, wilujeung kel, tos kapilih janten murid terbaik kabupaten." Bela: "enya atuh, shah.." Kelas : “enya syah. Mun misalna urang teu boga babaturan siga maneh, meureun urang moal bisa siga kieu ayeuna." Sri : “Oh enya, salam ka duaan. BTW anjeun terang? Kami gaduh warta sedih di sakola urang." Kelas : "naon?? Aya nu maot???” Sri : "heueuh.. berarti sendal jepit teu lulus." Bela : "Hatur nuhun!!!.. pasihan terang rasana." Kelas: "Teu bisa kitu, Bell, maranéhna ogé babaturan urang." Aisyah : "Enya, Bel bener ceuk Kelat." Maranéhna ogé nyampeurkeun ka SENDAL JEPIT di kelas nu keur ngungun. Ujug-ujug kabenci Bela robah jadi simpati ka maranéhna.Bela: "Lat karunya oge, kaduhung Lat." Kelas: "Enya bel, abdi oge karunya ka aranjeunna." Pita : “Kunaon maneh jelema kadieu! anjeun senang katuhu! senang katuhu! puas katuhu! Tingali, urang duaan teu lulus ti sakola ieu." Kelat : “Teu maksad kitu Jen. Simkuring hoyong surak anjeun nepi. Nyuhunkeun dihapunten upami aya kalepatan, sok maksakeun manéh nyonto kalakuan awon.” Jenita : “Simkuring geus dihampura, ti mimiti urang oge salah, sok nembongkeun sombong di hareupeun maneh. bisa jadi balesan ti Allah. Tétéla yén sakabéh manusa sarua di sisi Allah." Bela: "Enya Jen. Hartosna ayeuna "URANG SAHABAT SELAMANYA". Pamustunganana maranéhanana kabéh silih ménta hampura, sarta henteu deui musuh. Sadayana manusa di payuneun Allah sami, janten urang salaku mahluk-Na teu kedah ngabeda-bedakeun ka sasama. Urang ogé teu kudu ngabantah kolot jeung kudu ngajénan. Jeung paling awon manusa pasti bisa meunang hadé tur pantes kasempetan kadua.

TerjemahanSunda.com | Bagaimana cara menggunakan terjemahan teks Indonesia-Sunda?

Semua terjemahan yang dibuat di dalam TerjemahanSunda.com disimpan ke dalam database. Data-data yang telah direkam di dalam database akan diposting di situs web secara terbuka dan anonim. Oleh sebab itu, kami mengingatkan Anda untuk tidak memasukkan informasi dan data pribadi ke dalam system translasi terjemahansunda.com. anda dapat menemukan Konten yang berupa bahasa gaul, kata-kata tidak senonoh, hal-hal berbau seks, dan hal serupa lainnya di dalam system translasi yang disebabkan oleh riwayat translasi dari pengguna lainnya. Dikarenakan hasil terjemahan yang dibuat oleh system translasi terjemahansunda.com bisa jadi tidak sesuai pada beberapa orang dari segala usia dan pandangan Kami menyarankan agar Anda tidak menggunakan situs web kami dalam situasi yang tidak nyaman. Jika pada saat anda melakukan penerjemahan Anda menemukan isi terjemahan Anda termasuk kedalam hak cipta, atau bersifat penghinaan, maupun sesuatu yang bersifat serupa, Anda dapat menghubungi kami di →"Kontak"


Kebijakan Privasi

Vendor pihak ketiga, termasuk Google, menggunakan cookie untuk menayangkan iklan berdasarkan kunjungan sebelumnya yang dilakukan pengguna ke situs web Anda atau situs web lain. Penggunaan cookie iklan oleh Google memungkinkan Google dan mitranya untuk menayangkan iklan kepada pengguna Anda berdasarkan kunjungan mereka ke situs Anda dan/atau situs lain di Internet. Pengguna dapat menyisih dari iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi Setelan Iklan. (Atau, Anda dapat mengarahkan pengguna untuk menyisih dari penggunaan cookie vendor pihak ketiga untuk iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi www.aboutads.info.)