Upacara Adat di Kampung Naga Upacara-upacara yang senantiasa dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga ialah Upacara Menyepi, Upacara Hajat Sasih, dan Upacara Perkawinan. UPACARA MENYEPI Upacara menyepi dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga pada hari selasa, rabu, dan hari sabtu. Upacara ini menurut pandangan masyarakat Kampung Naga sangat penting dan wajib dilaksanakan, tanpa kecuali baik laki-laki maupun perempuan. Oleh sebab itu jika ada upacara tersebut di undurkan atau dipercepat waktu pelaksanaannya. Pelaksanaan upacara menyepi diserahkan pada masing-masing orang, karena pada dasarnya merupakan usaha menghindari pembicaraan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan adat istiadat. Melihat kepatuhan warga Naga terhadap aturan adat, selain karena penghormatan kepada leluhurnya juga untuk menjaga amanat dan wasiat yang bila dilanggar dikuatirkan akan menimbulkan malapetaka. UPACARA HAJAT SASIH Upacara Hajat Sasih dilaksanakan oleh seluruh warga adat Sa-Naga, baik yang bertempat tinggal di Kampung Naga maupun di luar Kampung Naga. Maksud dan tujuan dari upacara ini adalah untuk memohon berkah dan keselamatan kepada leluhur Kampung Naga, Eyang Singaparna serta menyatakan rasa syukur kepada Tuhan yang mahaesa atas segala nikmat yang telah diberikannya kepada warga sebagai umat-Nya. Upacara Hajat Sasih diselenggarakan pada bulan-bulan dengan tanggal-tanggal sebagai berikut: Bulan Muharam pada tanggal 26, 27, 28 Bulan Maulud pada tanggal 12, 13, 14 Bulan Rewah pada tanggal 16, 17, 18 Bulan Syawal pada tanggal 14, 15, 16 Bulan Rayagung pada tanggal 10, 11, 12 Pemilihan tanggal dan bulan untuk pelaksanaan upacara Hajat Sasih sengaja dilakukan bertepatan dengan hari-hari besar agama Islam. Penyesuaian waktu tersebut bertujuan agar keduanya dapat dilaksanakan sekaligus, sehingga ketentuan adat dan akidah agama islam dapat dijalankan secara harmonis. Upacara Hajat Sasih merupakan upacara ziarah dan membersihkan makam. Sebelumnya para peserta upacara harus melaksanakan beberapa tahap upacara. Mereka harus mandi dan membersihkan diri dari segala kotoran di sungai Ciwulan. Upacara ini disebut beberesih atau susuci. Selesai mandi mereka berwudlu di tempat itu juga kemudian mengenakan pakaian khusus. Secara teratur mereka berjalan menuju mesjid. Sebelum masuk mereka mencuci kaki terlabih dahulu dan masuk kedalam sembari menganggukan kepala dan mengangkat kedua belah tangan. Hal itu dilakukan sebagai tanda penghormatan dan merendahkan diri, karena mesjid merupakantempat beribadah dan suci. Kemudian masing-masing mengambil sapu lidi yang telah tersedia di sana dan duduk sambil memegang sapu lidi tersebut. Adapun kuncen, lebe, dan punduh / Tua kampung selesai mandi kemudian berwudlu dan mengenakan pakaian upacara mereka tidak menuju ke mesjid, melainkan ke Bumi Ageung. Di Bumi Ageung ini mereka menyiapkan lamareun dan parukuyan untuk nanti di bawa ke makam. Setelah siap kemudian mereka keluar. Lebe membawa lamareun dan punduh membawa parukuyan menuju makam. Para peserta yang berada di dalam mesjid keluar dan mengikuti kuncen, lebe, dan punduh satu persatu. Mereka berjalan beriringan sambil masing-masing membawa sapu lidi. Ketika melewati pintu gerbang makam yang di tandai oleh batu besar, masing-masing peserta menundukan kepala sebagai penghormatan kepada makam Eyang Singaparna. Setibanya di makam selain kuncen tidak ada yang masuk ke dalamnya. Adapun Lebe dan Punduh setelah menyerahkan lamareun dan parakuyan kepada kuncen kemudian keluar lagi tinggal bersama para peserta upacara yang lain. Kuncen membakar kemenyan untuk unjuk-unjuk (meminta izin ) kepada Eyang Singaparna. Ia melakukan unjuk-unjuk sambil menghadap kesebelah barat, kearah makam. Arah barat artinya menunjuk ke arah kiblat. Setelah kuncen melakukan unjuk-unjuk, kemudian ia mempersilahkan para peserta memulai membersihkan makam keramat bersama-sama. Setelah membersihkan makam, kuncen dan para peserta duduk bersila mengelilingi makam. Masing-masing berdoa dalam hati untukmemohon keselamatan, kesejahteraan, dan kehendak masing-masing peserta. Setelah itu kuncen mempersilakan Lebe untuk memimpin pembacaan ayat-ayat Suci Al-Quran dan diakhri dengan doa bersama. Selesai berdoa, para peserta secara bergiliran bersalaman dengan kuncen. Mereka menghampiri kuncen dengan cara berjalan ngengsod. Setelah bersalaman para peerta keluar dari makam, diikuti oleh punduh, lebe dan kuncen. Parukuyan dan sapu lidi disimpan di "para" mesjid. Sebelum disimpan sapu lidi tersebut dicuci oleh masing-masing peserta upacara di sungai Ciwulan, sedangkan lemareun disimpan diBumi Ageung. Acara selnjutnya diadakan di mesjid. Setelah para peserta upacara masuk dan duduk di dalam mesjid, kemudian datanglah seorang wanita yang disebut patunggon sambil membawa air di dalam kendi, kemudian memberikannya kepada kuncen. Wanita lain datang membawa nasi tumpeng dan meletakannya ditengah-tengah. Setelah wanita tersebut keluar, barulah kuncen berkumur-kumur dengan air kendi dan membakar dengan kemenyan. Ia mengucapkan Ijab kabul sebagai pembukaan. Selanjutnya lebe membacakan doanya setelah ia berkumur-kumur terlebih dahulu dengan air yang sama dari kendi. Pembacaan doa diakhiri dengan ucapan amin dan pembacaan Al-fatihah. Maka berakhirlah pesta upacara Hajat Sasih tersebut. Usai upacara dilanjutkan dengan makan nasi tumpeng bersama-sama. Nasi tumpeng ini ada yang langsung dimakan di mesjid, ada pula yang dibawa pulang kerumah untuk dimakan bersama keluarga mereka. UPACARA PERKAWINAN Upacara perkawinan bagi masyarakat Kampung Naga adalah upacara yang dilakukan setelah selesainya akad nikah. adapun tahap-tahap upacara tersebut adalah sebagai berikut: upacara sawer, nincak endog, buka pintu, ngariung, ngampar, dan diakhiri dengan munjungan. Upacara sawer dilakukan selesai akad nikah, pasangan pengantin dibawa ketempat panyaweran, tepat di muka pintu. mereka dipayungi dan tukang sawer berdiri di hadapan kedua pengantin. panyawer mengucapkan ijab kabul, dilanjutkan dengan melantunkan syair sawer. ketika melantunkan syair sawer, penyawer menyelinginya dengan menaburkan beras, irisan kunir, dan uang logam ke arah pengantin. Anak-anak yang bergerombol di belakang pengantin saling berebut memungut uang sawer. isi syair sawer berupa nasihat kepada pasangan pengantin baru. Usai upacara sawer dilanjutkan dengan upacara nincak endog. endog (telur) disimpan di atas golodog dan mempelai laki-laki menginjaknya. Kemudian mempelai perempuan mencuci kaki mempelai laki-laki dengan air kendi. Setelah itu mempelai perempuan masuk ke dalam rumah, sedangkan mempelai laki-laki berdiri di muka pintu untuk melaksanakan upacara buka pintu. Dalam upacara buka pintu terjadi tanya jawab antara kedua mempelai yang diwakili oleh masing-masing pendampingnya dengan cara dilagukan. Sebagai pembuka mempelai laki-laki mengucapkan salam 'Assalammu'alaikum Wr. Wb.' yang kemudian dijawab oleh mempelai perempuan 'Wassalamu'alaikum Wr. Wb.' setelah tanya jawab selesai pintu pun dibuka dan selesailah upacara buka pintu. Setelah upacara buka pintu dilaksanakan, dilanjutkan dengan upacara ngampar, dan munjungan. Ketiga upacara terakhir ini hanya ada di masyarakat Kampung Naga. Upacara riungan adalah upacara yang hanya dihadiri oleh orang tua kedua mempelai, kerabat dekat, sesepuh, dan kuncen. Adapun kedua mempelai duduk berhadapan, setelah semua peserta hadir, kasur yang akan dipakai pengantin diletakan di depan kuncen. Kuncen mengucapakan kata-kata pembukaan dilanjutkan dengan pembacaan doa sambilmembakar kemenyan. Kasur kemudian di angkatoleh beberapa orang tepat diatas asap kemenyan. Usai acara tersebut dilanjutkan dengan acara munjungan. kedua mempelai bersujud sungkem kepada kedua orang tua mereka, sesepuh, kerabat dekat, dan kuncen. Akhirnya selesailah rangkaian upacara perkawinan di atas. Sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada para undangan, tuan rumah membagikan makanan kepada mereka. Masing-masing mendapatkan boboko (bakul) yang berisi nasi dengan lauk pauknya dan rigen yang berisi opak, wajit, ranginang, dan pisang. Beberapa hari setelah perkawinan, kedua mempelai wajib berkunjung kepada saudara-saudaranya, baik dari pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan. Maksudnya untuk menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan mereka selama acara perkawinan yang telah lalu. Biasanya sambil berkunjung kedua mempelai membawa nasi dengan lauk pauknya. Usai beramah tamah, ketika kedua mempelai berpamitan akan pulang, maka pihak keluarga yang dikunjungi memberikan hadiah seperti peralatan untuk keperluan rumah tangga mereka.
Upacara Adat di Kampung Naga Upacara anu sok dilaksanakeun ku masarakat Kampung Naga nyaéta Upacara Ngasingkeun, Upacara Sasih Hajat, jeung Upacara Nikah. JASA SELEIENCE Upacara ngasingkeun diri dilaksanakeun ku masarakat Kampung Naga dina poé Salasa, Rebo, jeung Saptu. Ieu upacara numutkeun masarakat Kampung Naga téh kacida pentingna jeung kudu dilaksanakeun, teu aya iwal boh lalaki boh awéwé. Ku kituna, lamun aya upacara, éta bakal ditunda atawa waktu palaksanaan na bakal gancangan. Palaksanaan upacara ngasingkeun diri dipasrahkeun ka masing-masing jalma, sabab dina dasarna mangrupa usaha pikeun ngajauhan sagala hal anu patali jeung adat istiadat. Nilik kana kataatan warga Naga kana aturan adat, salian ti ngajénan karuhun, ogé kudu ngajaga amanat jeung wasiat anu lamun dilanggar téh dipikahariwang nimbulkeun musibah. UPACARA HAJAT SASIH Upacara Hajat Sasih dilaksanakeun ku sakumna masarakat adat Sa-Naga, boh nu dumuk di Kampung Naga boh di luar Kampung Naga. Maksud jeung tujuan diayakeunana ieu upacara nyaéta pikeun nyuhunkeun kaberkahan sareng kasalametan ka para karuhun Kampung Naga, Eyang Singaparna sarta ngedalkeun rasa sukur ka Gusti Nu Maha Suci kana sagala ni’mat anu parantos dipaparinkeun ka warga salaku umat-Na.Upacara Hajat Sasih dilaksanakeun dina sasih-sasih tanggalna: Bulan Muharram tanggal 26, 27, 28 Bulan Maulud tanggal 12, 13, 14 Low Moon dina tanggal 16, 17, 18 Bulan Syawal tanggal 14, 15, 16 Bulan Rayaagung tanggal 10, 11, 12 Pamilihan tanggal jeung bulan pikeun upacara Hajat Sasih ngahaja dilaksanakeun luyu jeung hari raya agama Islam. Penyesuaian waktu téh ditujukeun sangkan duanana bisa dilaksanakeun dina waktu nu sarua, sangkan katangtuan adat jeung kayakinan agama Islam bisa dilaksanakeun kalawan sauyunan. Upacara Hajat Sasih nyaéta upacara ziarah jeung beberesih makam. Saméméhna pamilon upacara kudu ngalaksanakeun sababaraha tahapan upacara. Maranehna kudu mandi jeung ngabersihkeun diri tina sagala kokotor di walungan Ciwulan. Upacara ieu disebut beberesih atawa Susuci. Sanggeus mandi, maranéhna wudu di éta tempat tuluy maké baju husus. Maranehna angger leumpang ka masjid. Saméméh asup maranéhna ngumbah suku heula terus asup bari ngagukguk jeung ngacungkeun dua leungeun. Hal ieu dilakukeun minangka tanda hormat jeung hina, sabab masjid mangrupa tempat ibadah jeung karamat. Teras masing-masing nyandak sapu sapu anu parantos disayogikeun didinya teras deuk nyepengan sapu.Sedengkeun kuncen, lebe, jeung punduh/Tua kampung, sanggeus mandi, tuluy wudhu jeung make baju upacara, lain ka masjid, tapi ka Bumi Ageung. Di Bumi Ageung ieu, maranéhna nyiapkeun lamareun jeung parukuyan pikeun dibawa ka makam engké. Nalika aranjeunna siap, aranjeunna kaluar. Lebe mawa lamareun jeung pundung mawa bayah ka makam. Pamilon masjid kaluar tuluy nuturkeun kuncen, lebe, jeung punduh hiji-hiji. Leumpang leungeun, masing-masing mawa sapu. Sabada ngaliwatan gapura makam anu ditandaan ku batu gedé, masing-masing peserta tungkul ngadeuheusan ka makam Eyang Singaparna. Anjog ka makam lian ti kuncen euweuh nu asup. Sedengkeun Lebe jeung Punduh, sanggeus masrahkeun lamareun jeung parakuyan ka kuncen, tuluy indit deui cicing jeung pamilon upacara séjénna. Kuncen ngaduruk menyan keur pamer (menta idin) ka Eyang Singaparna. Manéhna nyieun pintonan bari nyanghareup ka kulon, nuju makam. Arah kulon hartina nunjuk ka arah kiblat. Sanggeus kuncen nyieun pintonan, tuluy ngajak para peserta pikeun babarengan ngabersihkeun makam karamat. Réngsé ngabersihkeun makam, kuncén jeung para pamilon diuk ngaléos di sabudeureun makam. Masing-masing ngadoakeun kasalametan, karaharjaan, jeung kersa masing-masing pamilon.Sanggeus kitu kuncen ngajak Lebe mingpin bacaan ayat suci Al Qur'an jeung dipungkas ku do'a babarengan. Réngsé ngado’a, para peserta giliran sasalaman jeung kuncen. Maranehna ngadeukeutan kuncen ku jalan ngengsod. Sanggeus sasalaman peurta kaluar ti makam, dituturkeun ku pundung, lebe jeung kuncen. Parukuyan jeung sapu sapu disimpen dina "para" masjid. Saméméh disimpen, sapu dikumbah ku unggal pamilon upacara di walungan Ciwulan, sedengkeun lemareun disimpen di Bumi Ageung. Acara salajengna dilaksanakeun di masjid. Sanggeus para pamilon upacara asup jeung diuk di masjid, tuluy datang saurang awéwé nu disebut arca bari mawa cai dina kendi, tuluy dibikeun ka kuncen. Aya deui wanoja datang mawa sangu tumpeng, disimpen di tengah. Sanggeus éta wanoja kaluar, tuluy si kuncen nyeuseuh sungutna ku cai kendi jeung dibeuleum ku menyan. Ceuk Ijab Kabul minangka bubuka. Saterasna, Lebe maca do’a saparantos nyeuseuh sungutna ku cai anu sami tina kendi. Bacaan do’a dipungkas ku ngucapkeun amin jeung maca Al-Fatihah. Ku kituna réngsé upacara Hajat Sasih. Sanggeus upacara dituluykeun ku dahar sangu babarengan. Sawaréh sangu tumpeng ieu didahar langsung di masjid, aya ogé anu dibawa ka imah pikeun didahar jeung kulawargana.CERMINATION NIKAH Upacara akad nikah pikeun masarakat Kampung Naga nyaéta upacara anu dilaksanakeun sanggeus réngsé akad nikah. tahap-tahap upacara nya éta: upacara sawér, nincak endog, muka panto, ngariung, ngampar, jeung dipungkas ku munjungan. Upacara sawér dilaksanakeun sabada akad nikah, pangantén dibawa ka tempat panyaweran, pas di lawang panto. maranéhanana dina payung jeung sawer nangtung saméméh panganten awewe jeung panganten lalaki. Panyawer ngucapkeun ijab kabul, tuluy ngahaleuangkeun sajak Sawér. sabada maca pantun sawér, juru pantun nyilangan ku cara nyiram béas, kunyit diiris, jeung duit receh ka panganten. Barudak nu ngarumpul di tukangeun pangantén ngarariung ngumpulkeun duit sawér. Eusi sajak Sawér téh mangrupa piwuruk ka pasangan nu anyar panganténan. Sanggeus upacara sawér dituluykeun ku upacara nincak endog. Endog (endog) diteundeun dina luhureun golodog tuluy ditincak ku panganten lalaki. Lajeng panganten istri ngumbah suku panganten lalaki ku kendi cai. Sanggeus éta pangantén asup ka imah, sedengkeun pangantén lalaki nangtung di lawang panto pikeun ngalaksanakeun upacara muka panto. Dina acara bubuka, aya tanya jawab antara panganten pameget, diwakilan ku pangiringna masing-masing ku nembang. Minangka bubuka, panganten lalaki ngucapkeun 'Assalammu'alaikum Wr.Wb.' anu saterusna dijawab ku panganten 'Wassalamu'alaikum Wr. Wb.' sanggeus tanya jawab réngsé panto dibuka sarta upacara muka panto réngsé. Sanggeus upacara muka panto dilaksanakeun, dituluykeun ku upacara ngampar jeung munjungan. Tilu upacara pamungkas ieu ngan aya di masarakat Kampung Naga. Upacara Riungan nyaéta upacara anu ngan dihadiran ku kolot pangantén, dulur deukeut, sesepuh, jeung kuncen. Sedengkeun pikeun calon panganten pameget, saparantos para pamilon parantos hadir, kasur anu bade dianggo ku panganten ditempatkeun di payuneun kuncen. Ceuk Kuncen bubuka dituluykeun ku bacaan do’a bari ngaduruk menyan. Kasur tuluy diangkat ku sababaraha urang pas luhureun haseup menyan. Sanggeus acara dituluykeun ku acara munjungan. panganten pameget sujud sungkem ka kolot, sesepuh, baraya deukeut, jeung kuncen. Ahirna réngsé runtuyan upacara nikah di luhur. Minangka ungkapan rasa sukur ka para uleman, panyatur ngabagikeun kadaharan ka aranjeunna. Masing-masing meunang boboko (karanjang) eusian sangu jeung lauk jeung rigen nu eusina opak, wajit, ranginang, jeung cau. Sababaraha poé sanggeus kawinan, panganten awewe jeung panganten lalaki wajib ngadatangan baraya maranéhanana, duanana di sisi lalaki jeung awewe. Maksudna pikeun ngucapkeun sukur pikeun pitulung maranéhanana salila upacara kawinan saméméhna.Biasana bari nganjang ka pangantén mawa sangu jeung lauk. Saparantos silaturahmi, nalika panganten pamit mulih, teras kulawarga didatangan masihan hadiah sapertos parabot pikeun kaperluan rumah tangga.
Semua terjemahan yang dibuat di dalam TerjemahanSunda.com disimpan ke dalam database. Data-data yang telah direkam di dalam database akan diposting di situs web secara terbuka dan anonim. Oleh sebab itu, kami mengingatkan Anda untuk tidak memasukkan informasi dan data pribadi ke dalam system translasi terjemahansunda.com. anda dapat menemukan Konten yang berupa bahasa gaul, kata-kata tidak senonoh, hal-hal berbau seks, dan hal serupa lainnya di dalam system translasi yang disebabkan oleh riwayat translasi dari pengguna lainnya. Dikarenakan hasil terjemahan yang dibuat oleh system translasi terjemahansunda.com bisa jadi tidak sesuai pada beberapa orang dari segala usia dan pandangan Kami menyarankan agar Anda tidak menggunakan situs web kami dalam situasi yang tidak nyaman. Jika pada saat anda melakukan penerjemahan Anda menemukan isi terjemahan Anda termasuk kedalam hak cipta, atau bersifat penghinaan, maupun sesuatu yang bersifat serupa, Anda dapat menghubungi kami di →"Kontak"
Vendor pihak ketiga, termasuk Google, menggunakan cookie untuk menayangkan iklan berdasarkan kunjungan sebelumnya yang dilakukan pengguna ke situs web Anda atau situs web lain. Penggunaan cookie iklan oleh Google memungkinkan Google dan mitranya untuk menayangkan iklan kepada pengguna Anda berdasarkan kunjungan mereka ke situs Anda dan/atau situs lain di Internet. Pengguna dapat menyisih dari iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi Setelan Iklan. (Atau, Anda dapat mengarahkan pengguna untuk menyisih dari penggunaan cookie vendor pihak ketiga untuk iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi www.aboutads.info.)