Indonesia

"Hai, nama mu siapa?" tanya Citra."N-namaku Rani," jawab Rani dengan agak gugup"Hei, kenapa kamu terlihat gugup?" tanya citra lagi"A-Aku takut," sahut Rani"Kamu takut denganku? Aku hanya ingin berteman denganmu Rani," jawab Citra"Apa? Teman? Kamu ingin berteman denganku?" sahut Rani dengan tersenyum."Iya. Apakah kamu mau?" jawab Citra."Tetapi aku sangat dekil dan kotor, sehingga anak-anak itu menjauhiku," jawab Rani sambil menunjuk anak-anak remaja yang sedang bermain."Tidak apa-apa, lagi pula aku pendatang baru di sini dan aku tidak punya teman," sahut Citra"Iya... Aku mau!" jawab Rani dengan bahagia. Mereka pun berteman. Citra suka membawa Rani main ke rumahnya dan mengajaknya jalan-jalan ketika dia mau pergi bersama orang tuanya. Rani sangat bahagia memiliki teman. Lama kelamaan mereka semakin dekat mereka bersahabat dengan baik. Hingga pada suatu hari, Citra harus pergi keluar kota untuk ikut orang tuanya bekerja, dan Citra pamit kepada Rani. "Rani, aku akan pergi keluar kota selama 1 bulan," kata Citra"Loh, kenapa?" tanya Rani."Ayahku ada kerja di sana, jadi aku dan Ibu harus ikut," jawab Citra."O-oh ya sudah, hati-hati ya Citra," sahut Rani dengan agak sedih. Citra pun pergi keluar kota, Rani sangat sedih karena dia tidak mempunyai teman. Setiap hari Rani memikirkan Citra dan ia ingin Citra cepat pulang. Rani hanya diam dan memikirkan itu setiap hari. Satu bulan pun tiba, dan Citra pun belum pulang. Rani tetap menunggu Citra, tetapi sudah dua bulan Citra belum pulang. Rani khawatir, dia selalu memikirkan apa yang terjadi pada Citra. Setelah dua bulan dua minggu, Citra akhirnya pulang. Saat itu, Rani sedang tidak enak badan. Citra langsung menghampiri rumah Rani. Sesampainya di rumah Rani, Citra langsung menjenguk Rani. Melihat kedatangan Citra, Rani terlihat sangat bahagia karena ia telah menunggu Citra. "Citra? Kamu sudah pulang?" tanya Rani dengan bahagia"Sudah Rani," sahut Citra"Kenapa pulangnya lambat, sedangkan kamu bilang cuman satu bulan?" tanya Rani."Tiba-tiba ayahku ada kendala yang harus diselesaikan, jadi aku pulangnya terlambat," sahut Citra. Citra pun menemani sampai Rani sembuh. Setelah Rani sembuh mereka kembali bermain-main seperti dulu. Rani terlihat sangat bahagia memiliki sahabat seperti CItra.

Sunda

"Hai, saha nami anjeun?" Citra nanya."N-nami abdi Rani," jawab Rani rada gugup. "Eh, naha anjeun katingali gugup?" Citra nanya deui "Abdi-abdi sieun," ceuk Rani "Naha anjeun sieun ku abdi? Abdi ngan hoyong babaturan sareng anjeun Rani," jawab Citra "Naon? Babaturan? Anjeun hoyong babaturan sareng abdi?" Ceuk Rani bari imut."Enya. Hayang?" Citra ngawaler. "Tapi aing mah kotor pisan, jadi barudak teh ngajauhan kuring," jawab Rani bari nunjuk ka barudak rumaja anu keur ulin. teu boga babaturan." ceuk Citra "Enya... hayang!" Jawab Rani bagja. Éta ogé jadi babaturan. Citra remen ngajak Rani ka imahna ulin jeung ajak jalan-jalan basa rék indit jeung kolotna. Rani bagja pisan boga babaturan. Lila-lila maranéhna beuki raket jeung jadi babaturan. Nepi ka hiji poe Citra kudu ka luar kota rek miluan kolotna di gawe, Citra pamitan ka Rani. "Rani, 1 sasih abdi ka luar kota," ceuk Citra, "Naha kunaon?" tanya Rani."Bapa nuju damel didinya, janten abdi sareng ibu kedah sumping" walon Citra."Ah enya, sing ati-ati Citra," ceuk Rani rada sedih. Citra ka luar kota, Rani kacida sedihna lantaran teu boga babaturan. Saban poé Rani mikiran Citra jeung manéhna hayang Citra gancang balik. Rani ngan cicing waé, unggal poé mikir.Sabulan datang, Citra can balik ka imah. Rani masih nungguan Citra, tapi Citra geus dua bulan teu datang ka imah. Rani hariwang, sok mikiran naon anu karandapan ku Citra. Sanggeus dua bulan dua minggu, Citra ahirna balik ka imah. Waktu harita Rani teu damang. Citra langsung nyampeurkeun ka imah Rani. Anjog ka imah Rani, Citra langsung ngadatangan Rani. Ningali kadatangan Citra, Rani katémbong bungah pisan sabab geus nungguan Citra. "Citra? Geus ka imah?" tanya Rani kabagéan "Éta Rani," ceuk Citra "Kunaon manéhna balik telat, padahal ceuk anjeun ngan butuh hiji bulan?" Rani nanya."Ujug-ujug bapa kuring boga masalah anu kudu diréngsékeun, jadi kuring balik telat," ceuk Citra. Citra marengan Rani nepi ka cageur. Sanggeus Rani cageur, maranéhna balik deui maén kawas saméméhna. Rani katémbong bagja pisan boga sobat siga CItra.

TerjemahanSunda.com | Bagaimana cara menggunakan terjemahan teks Indonesia-Sunda?

Semua terjemahan yang dibuat di dalam TerjemahanSunda.com disimpan ke dalam database. Data-data yang telah direkam di dalam database akan diposting di situs web secara terbuka dan anonim. Oleh sebab itu, kami mengingatkan Anda untuk tidak memasukkan informasi dan data pribadi ke dalam system translasi terjemahansunda.com. anda dapat menemukan Konten yang berupa bahasa gaul, kata-kata tidak senonoh, hal-hal berbau seks, dan hal serupa lainnya di dalam system translasi yang disebabkan oleh riwayat translasi dari pengguna lainnya. Dikarenakan hasil terjemahan yang dibuat oleh system translasi terjemahansunda.com bisa jadi tidak sesuai pada beberapa orang dari segala usia dan pandangan Kami menyarankan agar Anda tidak menggunakan situs web kami dalam situasi yang tidak nyaman. Jika pada saat anda melakukan penerjemahan Anda menemukan isi terjemahan Anda termasuk kedalam hak cipta, atau bersifat penghinaan, maupun sesuatu yang bersifat serupa, Anda dapat menghubungi kami di →"Kontak"


Kebijakan Privasi

Vendor pihak ketiga, termasuk Google, menggunakan cookie untuk menayangkan iklan berdasarkan kunjungan sebelumnya yang dilakukan pengguna ke situs web Anda atau situs web lain. Penggunaan cookie iklan oleh Google memungkinkan Google dan mitranya untuk menayangkan iklan kepada pengguna Anda berdasarkan kunjungan mereka ke situs Anda dan/atau situs lain di Internet. Pengguna dapat menyisih dari iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi Setelan Iklan. (Atau, Anda dapat mengarahkan pengguna untuk menyisih dari penggunaan cookie vendor pihak ketiga untuk iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi www.aboutads.info.)