PROLOG Di pagi yang cerah ini, mari kita melihat kehidupan kampung terpencil yang terkenal dengan keasriannya serta kebudayaannya. Kampung itu bernama Karangsari. Nama kampungnya memang terdengar kalem, tetapi, siapa yang tahu bahwa kampung ini benar-benar heboh. Terutama keluarga satu ini, keluarga Supri. Mereka adalah keluarga paling heboh dan riweh. Supri yang nakal, sering membuat onar dimana-mana bersama teman-temannya. Mereka sampai membuat geng bernama "slayking". Ada juga, geng yang baik hati, namun sedikit nakal seperti geng slayking. Geng ini sering tidak akur dengan gengnya Supri. Mereka sering sekali cekcok, berebut tempat bermain, bahkan saling ejek. Terlepas dari itu semua, ada satu kehebohan yang memuncak, menjadikan warga di kampung tersebut demo. Kehebohan seperti apa yang sebenarnya terjadi? BABAK 1 Pada sore hari, ditempat biasa mereka bermain, Supri mengajak Bayu dan teman-temannya untuk bertanding sepak bola. Supri: "Woy, anak anak cupu! Ayo kita tanding sepakbola bola hari ini." Arman: "Kita tanding sekarang dan yang kalah harus traktir jajan. Deal?" Bayu: "Ayo! Siapa takut? Kalo lo kalah, lo semua yang harus traktir kita." (tiba-tiba Bu Mariam datang dan berteriak) Bu Mariam: "SUPRIIIIII!!!!!" Supri: "Waduh! Emak aing ngamuk." Geng Supri: "Waduhhhh kaburrrrrr..." (Teman-teman Supri berlari meninggalkan Supri) Bu Mariam: "Mau kemana Supri? Sini kamu, pulang cepat kalo ga ibu bawa kamu ke pondok pesantren." (Bu Mariam menjewer telinga Supri) Supri: "Aduh! Aduh! Iya, Bu, iya Supri pulang." Mereka tidak jadi mengadakan pertandingan sepakbola dan Supri dibawa pulang oleh ibunya. Namun, saat perjalanan pulang Bu Mariam dan Supri melihat ibu-ibu komplek yang sedang berkumpul. Pembicaraan mereka terlihat penting sekali hingga akhirnya Bu Mariam ikut mendengarkan. Ibu kompek 1: "Eh, Ibu-ibu, tau gak, sih? Katanya kampung kita bakal kena gusur." Ibu kompek 2: "Hah... Masa, sih? Bukannya waktu itu gak jadi ya saya dengar?" Ibu kompek 1: "Iya, bener. Saya denger sendiri dari ibu-ibu kompek sebelah." (Kemudian Bu Mariam ikut berbicara) Bu Mariam: "HAH??? Beneran, Bu? Ini, sih, gak bisa dibiarin. Masa kampung kita digusur tanpa persetujuan warganya." Ibu kompek 2: "Sabar dulu, Bu, beritanya juga belum tentu benar." Bu Mariam: "Awas aja kalau berita ini benar, saya bakar pusatnya. BABAK 2 Setelah itu Bu Mariam dan Supri segera bergegas pulang untuk menyampaikan informasi tersebut kepada sang suami. Bu Mariam: "Assalamualaikum, Ibu pulang. Eh, Eh, bapak tau gak?" (Bu Mariam duduk di kursi sebelah Pak Joko yang tengah minum kopi) Pak Joko: "Ada apa Ibu? Ada gosip apa lagi?" Bu Mariam: "Itu, loh, Pak... Katanya kampung kita akan digusur mau dijadikan tempat wisata." Pak Joko: "APA?! ini gak bisa dibiarkan terjadi. Saya gak setuju,saya akan memberitahu berita ini kepada bapak-bapak yang lain." Bu Mariam: "Bener, Pak, jangan sampai terjadi. Nanti kita mau tinggal di mana kalau kampung kita kena gusur." Tanpa sengaja Supri mendengar pembicaraan mereka. Hal itu membuat Supri khawatir dan ingin memberitahu teman-temannya." BABAK 3 Malam ini adalah jadwalnya Pak Joko menjadi penjaga di kompek mereka. Pak Joko bertemu dengan Pak Anwar di tempat biasa mereka bapak-bapak kumpul. Pak Anwar: "Akhirnya sekarang jadwalnya Pak Joko. Saya kangen, nih, bercengkrama dengan bapak, ada kah info terbaru, Pak?" Pak Joko : "Nah, baru juga saya mau kasih tau bapak. Katanya kampung kita akan digusur dan dijadikan tempat wisata, saya dapet infonya dari istri saya." Pak Anwar : "Loh, serius, Pak? Wah ini gak boleh dibiarin, belum ada persetujuan dari warga." Pak Joko: "Nah, itu juga yang saya pikirkan. Bagaimana kalau kita datang kepada RT sekarang untuk menanyakan berita ini." Pak Anwar: "Setuju. Ayo kita ke sana." (Mereka berdua pergi menuju rumah Pak RT) Pak Anwar dan Pak Joko: "Assalamualaikum Pak RT" (Pak Joko mengetuk pintu rumah) Tuk... Tuk... Tuk. Pak Joko: "Sepertinya Pak RT sedang tidak ada di rumah." Pak Anwar: "Biasanya tuh dia lagi nyari perempuan di persimpangan di jalan mangga 2." Pak Joko: "Waduh gak pernah berubah, ya dia... Harusnya RT memberikan contoh yang baik. (Pak Joko geleng-geleng kepala) Samperin aja kali, ya. Pak Anwar: "Boleh, boleh. Mari, Pak." Mereka pun menuju ke jalan mangga 2 untuk menemui Pak RT dan tidak disangka Pak RT sedang dalam keadaan mabuk bersama 2 wanita disampingnya. Pak Joko: "Astaghfirullah, Pak RT!! Kenapa sampai seperti ini." (Pak Joko memegang tangan kiri Pak RT) Pak RT: "Tolong, antar saya pulang...." Pak Joko dan Pak Anwar pun mengantar Pak RT pulang dan mereka tidak sempat menanyakannya lalu mereka pun pergi meninggalkan Pak RT dan melanjutkan tugasnya." BABAK 4 Pagi pun tiba. Seperti biasa, Bu Mariam tengah bergosip di teras rumahnya sembari memotong sayuran yang akan dimasaknya bersama Bu Anita dan Bu Ratna, mereka adalah trio rempong. Bu Mariam: "Eh, Ibu-Ibu, tau gak, sih, katanya kemarin malem Pak RT mabuk dipersimpangan mangga 2." Bu Anita: "Gak kaget, sih, saya, karena memang dari dulu seperti itu dia. Gak pernah berubah. Dasar memang, harusnya dia menjadi contoh yang baik untuk para warga." Bu Ratna: "Hmm... walau begitu saya tetap suka." (Bu Mariam menatap geli Bu Ratna) Bu Mariam: "Ih, serem banget, ya, kamu suka Pak RT." (Mereka bertiga tertawa) Bu Mariam: "Eh, saya hampir lupa ini informasi yang sangat penting. Katanya kampung kita mau digusur mau dijadikan tempat wisata." Bu Ratna: "HAH?! Gagal dong rencana nikah saya sama Pak RT. Eh, tapi serius, Bu?" Bu Anita: "Serius kamu, Mar?" Ditengah tengah pembicaraan mereka terdengar suara anak-anak yang sedang ribut. Nisa: "Heh! Apaan lo bicara kayak gitu ke temen gue?!" Supri: "Alah wanita mundur! ini urusan gue sama Bayu." Pia: "Heh! emang lo siapa hah ngatur-ngatur kita? Gak usah ngatur kalau bukan donatur." Dita: "Tau, tuh! Banyak omong lo kalau berani jangan ngomong doang." Dito: "Eh lo yang banyak omong." Bima: "Berisik banget lo pada! Minggir gue mau lewat sama geng gue." Supri: "Gue gak ada urusan sama kalian, gue mau ketemu sama bos kalian." Bayu: "Geng lo yang banyak omong kampret. Minggir lo!" (Bayu mendorong pundak Supri) Supri: "Berani banget lo ngomong kayak gitu. Baku hantam kita." Mereka pun saling dorong dan tinju. gak lama setelah itu Bu Mariam dengan suara emasnya pun datang Bu Mariam: "SUPRIIII NGAPIAN KAMU!!!" Supri: "Mampus. Awas lo bayu, urusan kita belum selesai. Cabut woi." (Supri pergi bersama teman-temannya) Bu Anita: "Udah, Bu, jangan marah-marah nanti tambah tua." Bu Ratna: "Betul, Bu, gimana yang tadi lanjutin dong." Bu Mariam: "Iya gini, loh, Ibu-ibu, katanya bener berita penggusur kampung kita beberapa tahun lalu itu." Bu Anita: "Waduh, saya mau, gimana kalau ini terjadi." Bu Ratna: "Bener, tuh! Mau pindah kemana kita nanti." Bu Mariam: "Apa kita kumpulin ibu-ibu dan bapak-bapak yang lain aja buat demo ke Pak RT?" Bu Anita: "Boleh, tuh, boleh. Nanti kumpul malam ini di pos ronda." Bu Ratna: "Aaa saya juga ikut dong pasti ada Pak RT saya harus dandan yang cantik." (Bu Anita dan Bu Mariam geleng-geleng kepala) Bu Anita dan Bu Mariam: "Astaghfirullah Ibu Ratna...." Babak 5 Malam pun tiba, Bu Mariam sudah mengumpulkan beberapa warga untuk demo kepada Pak RT. Mereka berbondong-bondong dengan penuh amarah dan kesal. Bu Mariam: "AYO! AYO!! JANGAN BIARKAN KAMPUNG KITA KENA GUSUR!!" Warga: "BETUL AYO KAMI TIDAK SETUJU JIKA KAMPUNG KAMI DIGUSUR. Pak Anwar: "SEMUANYA DIAM!! Ini sudah malam jangan mencari keributan." Bu Mariam: "Gak bisa dong, Pak Anwar. Kami gak terima kalau kampung kami digusur tanpa persetujuan. Bapak juga kenapa diam aja?!" (Bu Mariam menunjuk suaminya—Pak Joko). Pak Joko: "Sabar, Ibu, sabar. Sudah malam, lebih baik kita bahas besok siang saja." Bu Anita: "Gimana sih suami Ibu gak mendukung." Bu Mariam: "Udahlah, Pak. Kita mau demo sekarang. Lebih cepat lebih baik. Pak Joko: "Ibu sayang...." Warga: "Adeeeeuh, Ibu!! Bu Mariam: "Astaghfirullah, Bapak!! Gak ada waktu buat gombal." (Pak Joko cengengesan) Pak Joko: "Maaf atuh, Ibu. Ya udah para warga gimana kalau kita bicarakan Pak RT sekarang aja? Keburu larut malam." Bu Ratna: "Keburu larut malam padahal bapak yang mengulur waktu." Pak Joko: "Iya, iya, saya salah maaf. Ayo ke rumah Pak RT." (Mereka semua pergi menuju rumah Pak RT) Pak Joko: "Assalamualaikum, Pak RT" (Pak Joko mengucapkan salam dengan baik tapi...) Warga: "PAK RT WOI PAK RT!!!" (Pak Joko dan Pak Anwar hanya bisa memegang dada melihat tingkah para warga) Pak Joko dan Pak Anwar: "Astaghfirullahalazim...." (Pak RT keluar dari rumahnya) Pak RT: "Astaghfirullah ada apa ini malam-malam... kenapa ramai sekali?" Bu Ratna: "Heh Bapak!! Kami udah tau ya info tentang penggusuran kampung ini. Kami mau demo karena tidak setuju." Warga: "BETUL ITU PAK!" (Keadaan semakin ricuh. Pak RT mencoba menenangkannya) Pak RT: "Sebentar-sebentar apa tadi, Bu Ratna?" (Bu Anita malah yang menjawab) Bu Anita: "Halah bapak gak usah pura-pura gak tau soal penggusuran kampung ini." Pak RT: (kebingungan) "Loh, ibu sejak kapan ada info itu? Saya belum dapat infonya malah." Bu Mariam: "Gimana sih?! Bapak kan RT masa gak tau?" Pak Anwar: "Sabar para warga dengarkan penjelasan Pak RT dulu." Pak RT: "Begini para warga. Saya memang belum dapat infonya. Lebih baik tanyakan saja kepada Pak Kades." Bu Anita: "Gimana sih bapak? Bapak kan RT. Sibuk main cewek terus sih." Pak Joko: "Hus.. Bu Anita. Lebih baik kita ke Pak Kades aja sekarang mah. Ayo, takutnya Pak Kades udah tidur." (mereka pun pergi menuju rumah Pak Kades) Saat ini mereka sudah berada di depan rumah Pak Kades. Pak Joko menginterupsi para warga untuk tidak berteriak dan terlalu heboh, takut mengganggu waktu istirahat orang lain. Pak Joko: "Assalamualaikum, Pak Kades." Warga: "Mana Pak Kadesnya, Pak?" Pak Anwar: "Sabar atuh, para warga." (Pak Kades keluar dari rumahnya dan kebingungan) Pak Kades: "Loh, ada apa ini bapak-bapak dan ibu-ibu? Kenapa ramai malam-malam gini?" Pak Joko: "Begini, Bapak, kami ingin menanyakan perihal penggusuran kampung ini, apakah berita itu benar?" Pak Kades: "Kalian semua teh denger dari siapa? Hoax itu mah berita dari kampung sebelah. Nggak ada penggusuran kampung atau apalah itu." Warga 1: "Lah, terus berita itu dari siapa?" Bu Anita: "Dari Bu Mariam, nih! Ibu yang bilang." Bu Mariam: "Eh, eh, saya juga denger berita itu dari yang lain... ya... saya kita beneran. Saya nggak tahu kalau itu hoax." Pak kades: (Pak Kades geleng-geleng kepala) "Makanya, Ibu, kalau ada dapet berita tuh cari tahu dulu bener apa nggak. Kalau gini kan jadi meresahkan warga" Pak Joko: "Ibu... Ibu...." Bu Mariam: (Cengengesan) "Iya... mohon maaf ya, Pak, saya minta maaf ya para warga." Warga: "Huuuuuh!!" Pak Kades: "Sudah-sudah! Lebih baik kalian pulang ke rumah masing-masing. Mengganggu waktu orang tidur saja." Pak Anwar: "Baik, bapak. Mohon maaf ya menganggu waktunya." Akhirnya para warga pulang ke rumah dan berita itu sudah terbukti bohong.
Prologe Di subuh ieu, hayu urang ningal hirup kampung Réstote anu kasohor pikeun kaéndahan sareng budaya. Kampungna nami di kampangsi. Ngaran désa-désa henteu tenang, tapi, saha waé yén kampung ieu bungah. Utamana hiji kulawarga, kulawarga Supri. Aranjeunna kulawarga anu paling bungah sareng riweh. Supri anu bangor, sering ngajadikeun masalah dimana waé sareng babaturan. Aranjeunna ngadamel geng anu namina "slayking". Aya ogé geng-geng-macét, tapi rada bangor sapertos geng slayking. Gang ieu sering henteu akur sareng geng Supri. Aranjeunna sering bicker, tarung tempat maén, bahkan taunting. Salian ti sadaya anu, aya hiji anu pikasieuneun anu ngahirupkeun, nyieun warga di kampung muncul. Naon jenis pikagumbiraeun anu kajantenan? Buleud 1 Dina sonten, dina tempat biasa maranéhanana pikeun maén, supri diarikkeun Baru sareng réréncangan na ngabompetkeun bal. Supri: "Wema, cupu! Hayu urang bersaing maén bal ayeuna." Armman: "Kami bersaing ayeuna sareng anu pecahunan kedah ngubaran jajan. Nungkulan?" Bayu: "Hayu! Saha anu sieun? Upami anjeun leungit, anjeun sadayana kedah ngubaran urang." (Ujug-ujug Ibu Mariam sumping sareng ngajerit) Ibu Mariam: "Supriiiiii !!!!! Supri: "Wah!Indung Aing angkat Berserk. " Supri Gang: "Wah, Kavrrrrrrr ..." (Babaturan supri lumpat ninggalkeun supri) Ibu Mariam: "Dimana anjeun angkat Supri? Di dieu anjeun, balik ka imah gancang upami anjeun henteu nyandak anjeun ka sakola." (Ibu Mariam ngagulung Supri: "aduh! Sumuhun! Leres, Ma'am, leres supri indit." Aranjeunna henteu ngayakeun pertandingan maén bal sareng supri dibawa ka bumi. Nanging, dina perjalanan Ibu MRS. Mariam sareng Supri ningali ibu kompleks anu kumpul. Pagunemanna katingali penting yén Ibu Mariam tungtungna ngadangukeun. Ibu Compex 1: "" Ibu, Naha anjeun terang, baé? Saur kampung kami bakal dipencét. " Indung Cherlandia 2: "HUH ... leres-leres, baé? Henteu waktos, kuring henteu acan nguping?" Indung Compex 1: "Leres, leres. Kuring nguping kuring sorangan tina ibu anu compleks salajengna." (Maka Ibu Mariam ngagabung dina ngobrol) Ibu Mariam: "Huh ??? Sareng, Ma'am? Indung Bleks 2: "Kunawai, Ma'am, anu ogé wartos ogé henteu leres." Ibu Mariam: "Ngan jaga upami warta ieu leres, kuring ngaduruk pusat. Babak 2 Saatos éta Ibu Mariam sareng Supri langsung berharga di bumi pikeun nepikeun inpormasi ka salakina. IbEh, eh, naha anjeun terang? "(Ibu Mariam calik di korsi di gigireun Mr. Joko anu nginum kopi) Mr. Joko: "Naon salah, ibu? Naon deui anu aya?" Ibu Mariam: "éta, anjeun terang, pir ... cenah kampung urang bakal dibuktikeun salaku tempat wisata." Mr. Joko: "Naon ?! Ieu henteu tiasa diidinan kajadian. Kuring henteu satuju, kuring bakal nyaritakeun warta ieu ka bapa-bapa sanés." Ibu Mariam: "Rengse, Pak, Entong kajantenan. Maka engké urang badé cicing di mana upami kampung kami kakeunaan." Supri ngahaja nguping paguneman. Anu ngadamel supri hariwang sareng hoyong ngawartosan babaturanana. " Buleud 3 Peuting ayeuna jadwal kanggo Pak Joko janten penjaga dina kahoyong. Pak joko patepang sareng Ibu Anwar dimana aranjeunna biasa ngumpul. PA Andwar: "Tungtungna, ayeuna jadwal Pak. Kuring sono, di dieu, ngobrol sareng anjeun, aya inpormasi anu pangahirna, Pak?" Pak joko: "Nya, kuring ogé hoyong ngawartosan anjeun. PA Anwar: "LOH, sacara serius, tudi? Wah, ieu henteu tiasa ditinggalkeun, teu aya persetujuan ti warga." Pak joko: "oge, éta ogé anu kuring pikirkeun. Kumaha upami urang sumping ka rt ayeuna pikeun naroskeun wartos ieu." Pa Anwar: "Satuju.Hayu urang didieu. " (Aranjeunna duanana angkat ka bumi Mr. Rt) PA Andwar sareng Mr. Joko: "Assalamualaikiik Tuk ... Tuk ... tuk. Mr. Joko: "Sigana Mr. RT teu di bumi." PA Andwar: "Biasana anjeunna milarian awéwé di simpang di Jalan MangGa 2." Pak Joko: "Wah, henteu lengkep, Rt kedah parantos parantos gaduh conto anu saé. (PAK Joko ngagantelkeun sirahna) hungkul. Datang, Pak. " Aranjeunna nuju ka Jalan Mangga 2 pikeun pendak sareng Pak sareng teu disangka. RT aya dina kaayaan mabok sareng dua awéwé di gigir anjeunna. PA Joko: "Astaghfirlah, Mr. RT !! Naha éta sapertos kieu." (Mr. Joko nahan leungeun kénca Mr. Rt) Pak RT: "Punten, bawa kuring ..." PAK Joko sareng Pak Anwar nyandak RT angkat ka bumi sareng aranjeunna henteu gaduh waktos naroskeun anjeunna sareng teras aranjeunna angkat ka rt sareng terus tugasna. " Buleud 4 Isuk dugi. Sakumaha biasa, Ibu Mariam éta gosip dina teriséwah imahna nalika motong sayuran anu anjeunna bakal pédah sareng IRSAY sareng Rats. Rats. Rating Ibu Mariam: "ek, ibu-ibu, Naha anjeun terang, saurna kamari, PAK RT anu mabok di simpangan Mange 2." " Ibu Anita Anita: "Teu kaget, kuring, kuring, sabab sok sapertos kitu. Henteu robih.Sacara dasar, anjeunna kedah janten conto anu hadé pikeun warga. " Ibu Ratna: "Hmm ... sanajan kuring tetep resep." (Ibu Mariam melong di hiburan Ibu Ratna) Ibs Mariam: "Ugh, janten pikasieuneun, yeuh, anjeun resep mr." (Tilu aranjeunna seuri) Ibu Ratue: "Kuring, kuring ampir hilap Inpo Penting ieu. PISA Désa urang bakal dibebaskeun ogé janten tempat tur. Ibu Ratna: "Huh ?! Gagal rencana nikah kuring sareng Mr. Rt, tapi sacara serius?" Ibu Anita: "Naha anjeun serius, Mar?" Di tengah paguneman maranéhanana, sora barudak anu gandéng. Nisa: "heh! Naon anu anjeun nyarios sapertos sobat kuring ?!" Supri: "Allah awéwé mundur! Ieu mangrupikeun bisnis sareng Bayu." Pia: "heh! Saha anu anjeun leres-leres nyetél kami? Henteu kedah ngatur upami éta henteu donor." Dita: "Anjeun terang, anjeun nyarios pisan upami anjeun wani henteu ngobrol." Dito: "Eh anjeun ngobrol pisan." Bima: "Anjeun janten bising! Léngkah kuring hoyong pas ku geng kuring." Supri: "Kuring teu ngagaduhan nanaon pikeun anjeun, kuring hoyong pendak sareng bos anjeun." Bayu: "Geng anjeun ngobrol pisan. Mindahkeun anjeun!" (Bayu ngadorong taktak supri) Supri: "Anjeun leres-leres wani ngobrol sapertos kitu. Gelut urang." Aranjeunna nyorong silih sareng tinju.teu lami saatos éta mrs. Mariam sareng sora emas nya sumping Ibs. Mariam: "Supriiii egaian anjeun !!!" Supri: "Mampus. Nonton Lo Bayu, Bisnis kami henteu acan réngsé. Ngadeg Woi." (Supri angkat sareng réréncangan) Ibu Anita: "Parantos, Ma'am, ulah ambek engké." Ibu Ratna: "Éta leres, Ma'am, naon anu anjeun teruskeun." Ibu Mariam: Sumuhun sapertos kieu, anjeun terang, cenah, warta Warga urang didaptarkeun sababaraha taun ka pengker. " Bu Anita Anita: "Wah, kuring hoyong, naon upami ieu kajadian." Ibu Ratna: "Emang, leres! Hayang Pindah dimana kami engké." Ibu Mariam: "Naha urang kumpulkeun ibu sareng bapa sanés pikeun demonstrasi ka Mr. Rt?" Ibu Anita: "Anjeun tiasa, anjeun tiasa. Engké ngumpul wengi ayeuna dina pos patroli." Ibu RatNa: "AAA kuring ogé ngagabung, kedah aya Mr. RT, kuring kedah ngadamel pangantenan anu indah." (Ibu Anita sareng Ibu Mariam ngoyagkeun sirahna) Ibu Anita sareng Ibu Mariam: "Astaghfirullah Ibu Ratna ..." Buleud Peuting dugi, Ibu MARIE parantos ngariung sajumlah warga pikeun démo pikeun RT. Aranjeunna ngintip ku amarah sareng gangguan. Ibu Mariam: "Datang! Hayu !! Ulah ngantepkeun kampung kami dibunaskeun !!" Warga: "Sumuhun, hayu urang henteu satuju upami kampung kami dibangkitkeun. Pak Anwar:" sadayana jempe !! Éta telat, entong milari komérsi. " Ibu Mariam: "Kuring henteu tiasa, Mr. Anwar.Kami henteu nampi yén kampung kami dibangkitkeun tanpa persetujuan. Naha anjeun tetep tenang ?! "(Ibu. Marame nunjuk ka salakina - Pamp Joko). Pak Joko, Ibu, Ibu, Ibront. Éta wengi, urang langkung resep bahagia énjing. " Ibu Anita: "Naon sih nyaéta salaki anjeun henteu ngadukung." Ibu Mariam: "Pernah Pikiran, Sir. Kami hoyong demo ayeuna. Anu langkung gancang. Bapak Joko:" Ibu sayang ... " Warga: "Adeeeeeh, ibu !! Ibu Mariam:" Astaghfirlah, bapa !! Henteu aya waktos kanggo crap. " (Mr. Joko nyengir) Pak Joko: "Hapunten atanapi, ibu. Leres, naon anu aya warga, kumaha upami urang ngobrol ngeunaan Mr. Rt ayeuna? Baling telat wengi." Ibu Ratna: "Buru-buru telat wengi sanaos kios Bapa." Mr. Joko: "Leres, leres, kuring salah. Hayu urang angkat ka imah Mr. Rt." (Aranjeunna sadayana angkat ka imah RT) Pak Joko: "Assalamualaikum, Mr. Rt" (Pak Joko nyarios salam tapi ...) Warga: "Mr. rt Woi Mr. Rt !!!" (Mr. Joko sareng Pak Anwar ngan tiasa nahan dada pikeun ningali paripolah warga) PAK Joko sareng Mr. Anwar: "Astaghfirlullahaz ..." (Mr. Rt kaluar tina imahna) Mr. Rt: "Astaghfirlah naon wengi ... naha éta rame?" Ibu Ratna: "Heh !! Urang parantos terang info ngeunaan pengikut kampung ieu. Kami hoyong demo kusabab urang henteu satuju." Warga: "Éta leres, Pak!" (Kaayaanana beuki harah.Mr. RT coba tenang anjeunna turun) Pak RT: "Naon waktos, Ibu Ratna?" (Ibu Anita ogé diwaler) Ibu Anita: "Kuring henteu kedah pura-pura anjeun henteu terang ngeunaan warga ieu désa." Pak RT: (Bingungan) "Nya, ibu, ibu saprak iraha aya info? Abdi henteu ngagaduhan info tibatan." Ibu Mariam: "Naon anu kuring laksanakeun ?! Pa, Naha anjeun terang?" PA Andwar: "Senén, warga ngadangukeun penjelasan RT." Mr. RT: "Tingali di warga. Kuring henteu acan ngagaduhan info. Éta langkung saé ngan ukur ningali sirah désa." Ibu Anita: "Naon anu anjeun lakukeun, Pak? Anjeun rt. Éta sibuk maén awéwé." Mr. Joko: "Hus ... Ibu Anita. Kami langkung saé angkat ka Kepala Désa ayeuna. (Aranjeunna angkat ka imah désa) Ayeuna aranjeunna di hareupeun sirah kampung sirah. Pak joko ngaganggu warga henteu ngagorowok sareng teuing bungah, sieun ngaganggu istirahat batur. PAK Joko: "Assalamualaikum, Pad Kades." Warga: "Dimana sirah kampung, Pak?" Pa Anwar: "sabar, warga." (Pak Kades kaluar tina imahna sareng bingung) Pak Kades: "Naon anu aya, naon bapa sareng awéwé ieu? Naha anjeun rame wengi?" Paks joko: "Tingali, Sir, urang badé naroskeun ngeunaan pengikut kampung ieu, mangrupikeun warta leres?" Pak Kades: "Saha anjeun sadayana?Hoax warta ti kampung salajengna. Teu aya anu nganggur désa atanapi naon waé. " Warga 1: "Lah, saha warta ti mana?" Ibu Anita: "Ti Ibu Mariam, di dieu! Saur Ibu." Ibu Mariam: "eh, eh, kuring ogé ngadangu warta ti anu sanés ... Leres ... Kuring leres-leres. Kuring henteu terang upami éta hoax." PAK Kades: (Saang ngidul ngagorowok sirah na, indungna, indungna, lamun aya warta, kuring kapendak heula, atanapi henteu. Mr. Joko: "Ibu ... Ibu ..." Ibu Mariam: (nyengir) "Leres ... Hapunten, Pak, punten kanggo warga." Warga: "Huuuuh !!" Pak Kades: "Parantos! Anjeun langkung saé angkat ka bumi. Ngan ngaganggu nalika jalma bobo." PA Andwar: "Oke, Sir. Hapunten ngaganggu waktos." Tungtungna, warga balik ka bumi sareng warta kedah kabukasan pikeun bohong.
Semua terjemahan yang dibuat di dalam TerjemahanSunda.com disimpan ke dalam database. Data-data yang telah direkam di dalam database akan diposting di situs web secara terbuka dan anonim. Oleh sebab itu, kami mengingatkan Anda untuk tidak memasukkan informasi dan data pribadi ke dalam system translasi terjemahansunda.com. anda dapat menemukan Konten yang berupa bahasa gaul, kata-kata tidak senonoh, hal-hal berbau seks, dan hal serupa lainnya di dalam system translasi yang disebabkan oleh riwayat translasi dari pengguna lainnya. Dikarenakan hasil terjemahan yang dibuat oleh system translasi terjemahansunda.com bisa jadi tidak sesuai pada beberapa orang dari segala usia dan pandangan Kami menyarankan agar Anda tidak menggunakan situs web kami dalam situasi yang tidak nyaman. Jika pada saat anda melakukan penerjemahan Anda menemukan isi terjemahan Anda termasuk kedalam hak cipta, atau bersifat penghinaan, maupun sesuatu yang bersifat serupa, Anda dapat menghubungi kami di →"Kontak"
Vendor pihak ketiga, termasuk Google, menggunakan cookie untuk menayangkan iklan berdasarkan kunjungan sebelumnya yang dilakukan pengguna ke situs web Anda atau situs web lain. Penggunaan cookie iklan oleh Google memungkinkan Google dan mitranya untuk menayangkan iklan kepada pengguna Anda berdasarkan kunjungan mereka ke situs Anda dan/atau situs lain di Internet. Pengguna dapat menyisih dari iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi Setelan Iklan. (Atau, Anda dapat mengarahkan pengguna untuk menyisih dari penggunaan cookie vendor pihak ketiga untuk iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi www.aboutads.info.)