Devian Jordan. Nama yang dimiliki oleh seorang laki-laki berparas tampan, membuat kaum hawa tidak bosan melihatnya. Apalagi, Devian ini selalu menggoda para gadis di sekolahnya. Maka dari itu lah Devian di cap sebagai Fuckboy di SMA Bina Jaya, sekolahnya. Hingga suatu ketika, datang lah seorang murid baru yang bernama Byanca Anindita. Gadis lugu yang tidak pernah memperdulikan sosial media masa kini. Bahkan Instagram pun tidak tahu, kecuali WhatsApp. Itu pun digunakan hanya untuk menghubungi orangtua, keluarga, dan teman-temannya yang sekedar memberi kabar dan menanyakan tugas rumah. Sejak Byanca masuk ke sekolah ini, mulai dari pintu gerbang ia di beri tatapan aneh dan berbagai cibiran dari para murid. Lah, ada anak baru? Kayak gini? Yaelah, gak ada yang bagusan dikit gitu? Begitulah sekiranya. Tapi, tenang saja. Byanca tidak memperdulikan ucapan mereka. Karena disini, di sekolah ini ia berniat bersekolah bukan untuk mencari masalah dan bergaya. Ketika asyik berjalan sambil mendengarkan musik agar terhindar dari ucapan seperti mereka tadi, tiba-tiba ada seseorang menubruk tubuhnya dari lawan arah. Dan bukannya meminta maaf, orang yang menabraknya malah kabur begitu saja. Byanca pun hanya bisa bergumam kesal,"Bisa-bisanya cowok itu nabrak gue dan berlalu pergi tanpa minta maaf." Iya, yang menabrak Byanca adalah seorang cowok. "Ngomong apa lo tadi?" tanya seorang cowok yang menabrak Byanca tadi, hingga terjadilah perdebatan singkat. "Yaudah, gue harus gimana sekarang hah?!" tanya cowok itu sedikit tersentak. "Anter gue ke kelas XI IPS 1," jawab Byanca sambil melipatkan kedua lengannya. Kemudian cowok itu langsung menarik lengan Byanca dan membawa cewek itu ke tempat yang ditujukan tadi. Sesampainya di depan kelas XI IPS 1, Devian masih tetap memegang lengan Byanca, sehingga membuat mereka sedikit canggung. "Le-lepasin tangan gue!" perintah Byanca sedikit gugup dan Devian pun langsung melepaskannya. Kemudian, Byanca pun melangkah pergi ke dalam kelas barunya. "Hei! Nama Lo Byanca kan? Kenalin gue Devian Jordan," teriak Devian yang masih berdiri di depan kelas Byanca. Byanca hanya bisa tersenyum kecil dan berlalu pergi untuk mencari tempat yang akan ia duduki. Bisa-bisanya gue nurut kemauan cewek yang bernama Byanca ini. Padahal sebelumnya, gue gak pernah mau nurut sama cewek lain, kecuali nyokap gue, fikir Devian sambil menggarukan kepalanya yang tidak gatal. Tanpa di sadari, sedari tadi ada yang memperhatikan aksi mereka. Seorang cowok yang tidak kalah tampan dengan Devian, yaitu Adipati Bramasta. Sahabat kecilnya Devian. "Kalau memang Devian benar-benar ingin mendekati Byanca, gue bakal mundur demi persahabatan kita brother," ucap Adipati dengan tersenyum di koridor kelasnya, XI IPS 2. Terlalu banyak yang difikirkan Adipati, keberadaan Devian pun sedari tadi tidak menyadarkannya. Hingga akhirnya Devian pun mengagetkannya yang membuat Adipati sedikit melonjak, terkejut. Devian malah tertawa terbahak-bahak. Namun, setelah itu Devian teringat dengan seorang cewek yang bisa membuat dirinya menurut seketika. Sehingga ia pun berniat bercerita pada sahabat kecilnya ini. Sekitar 5 menit Devian bercerita panjang kali lebar tentang Byanca. Padahal baru saja ia bertemu dengan cewek itu. Adipati yang sudah melihat secara langsung, tentu saja tidak kaget dengan cerita Devian. Namun, ada satu hal yang membuat Adipati terkejut. "Gue kayaknya suka deh sama Byanca si cewek lugu dan imut itu. Bukan sekedar suka sih, tapi gue sayang. Jadi gue bakal deketin dia sampai dapet. Kalau perlu gue nikahin deh," ucap Devian serius. Kata-kata yang dilontarkan Devian itu sungguh membuat hati Adipati menjadi sakit. Remuk. Bagaikan gelas yang terjatuh dan sudah menjadi berkeping-keping. Tapi, Adipati pun berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Dia tidak mau Devian membatalkan niatnya untuk mendekati Byanca. Kenapa? Karena seorang Devian biasanya hanya ingin bermain-main saja dengan cewek, tanpa berniatan untuk menjadikan pacar atau ke arah yang lebih serius. Dan sekarang Devian tidak pernah mengutarakan kata-kata serius perihal cewek padanya sepeti tadi. Sehingga Adipati yakin, bahwa yang diucapkan Devian tidak main-main dan mungkin sekarang Devian tidak akan menjadi Fuckboy kembali. Walaupun didalam hati Adipati yang paling dalam itu sakit. Sangat sakit. Karena Adipati telah mencintai Byanca sejak ia masih menduduki masa SMP. Iya, Byanca dan Adipati dulu satu SMP, yaitu SMP Norina. Namun, hingga sekarang Adipati belum berani mendekati Byanca karena kegengsiannya yang besar. Entahlah ia malas membahas kisah cinta nya pada Byanca di masa SMP-Nya. 3 bulan telah berlalu... Devian dan Byanca semakin dekat. Bahkan Byanca sudah dijadikan sebagai kekasih hatinya. Cukup menguras otak dan fisik Devian untuk mendapatkan hati Byanca yang beku itu. Tapi akhirnya Byanca pun lama-lama luluh padanya. Semenjak itu mereka sering ke kantin bersama, seperti saat ini. Mereka sedang asyik memakan bakso di kantin sekolah. Dan untuk Adipati, ia hanya bisa melihat mereka dari kejauhan sampai saat ini. Benar saja dugaan dia, bahwa Devian memang benar-benar serius mendekati Byanca. Pahit rasanya, ketika melihat sahabat kecilmu yang sudah kamu anggap sebagai saudara telah mendapatkan seorang yang kamu cintai sejak dulu tanpa pernah kamu bisa miliki. Tiba-tiba dari arah belakang Adipati ada seseorang yang menepak bahunya. Sehingga ia terkejut dan langsung menoleh ke arah belakang. Bagas. sahabatnya sejak masa SMP hingga sekarang ini. Tanpa rasa bersalah, Bagas malah menertawainya. Namun melihat raut wajah Adipati yang muram, Bagas pun berhenti tertawa. Adipati sedang memperhatikan salah satu meja kantin, yang ternyata disana ada Devian dan Byanca. Bagas pun menjadi paham mengapa Adipati bermuka masam, sehingga ia mengajak Adipati ke rooftop. Sekitar 10 menit mereka berdebat, saling tidak mau mengalah. Adipati yang bersih kukuh dengan keputusannya untuk tidak jujur soal perasaannya pada Byanca. Bagas yang selalu menyuruh Adipati untuk menyatakan perasaannya pada Byanca agar nanti tidak terjadi kesalahpahaman antara Adipati dengan Devian. Adipati pun mengakhiri perdebatan ini dengan berlalu pergi menuju kelasnya. Bagas pun hanya bisa menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar. Tidak tau harus berbuat apa agar semua yang tidak di inginkan tidak terjadi. Devian yang sedang makan bakso bersama Byanca di kantin pun menjadi teringat dengan Brotherhood, nama geng bersama sahabat-sahabatnya, Adipati dan Bagas. Mungkin ini semua karena ia lebih sering menghabiskan waktunya bersama Byanca dibandingkan dengan sahabat-sahabatnya itu. Devian pun mengambil handphone-nya dan meminta izin pada Byanca untuk menelpon salah satu sahabatnya. Benar saja dugaan Devian, bahwa sahabat-sahabatnya merindukan dirinya. Sedikit kekanak-kanakan memang, tapi begitulah Brotherhood. Alhasil mereka pun memutuskan untuk mengadakan kumpul bersama di tempat yang sering mereka kunjungi. Awalnya Devian berniat mengajak Byanca, namun di fikir-fikir kembali. Ia berkumpul bersama sahabat-sahabatnya, tidak mungkin kan ia mengajak Byanca. Yang pastinya ia akan di kacangin olehnya dan Brotherhood. Sehingga Byanca pun terpaksa tidak ikut bersama Devian untuk kali ini. Byanca yang mengerti maksud Devian pun langsung mengiyakan sambil tersenyum manis. Waktu berjalan begitu cepat, hingga jam tujuh malam pun telah tiba. Pertanda Devian akan berangkat untuk menemui para sahabatnya. Dan tidak perlu waktu lama, Devian pun telah sampai di Cafe Bino, tempat yang biasa Brotherhood berkumpul. Ketika Devian keluar dari mobilnya, ia melihat para sahabatnya seperti sedang membicarakan suatu hal yang serius di parkiran. Apa yang sedang mereka bicarakan? Itu lah salah satu pertanyaan di benak Devian. Agar tidak mati penasaran, Devian pun mendengarkan pembicaraan mereka dengan mengumpat-umpat di belakang salah satu mobil. "Apa susah nya sih, Dip jujur soal perasaan lo ke Byanca?" Tanya Bagas yang sudah tidak tahan dengan sikap takut dan gengsi yang dimiliki Adipati. Adipati pun hanya bisa menjawab tidak. Ia tidak bisa mengucapkan itu pada Byanca. Apalagi kalau Devian tahu, bisa-bisa persahabatan yang telah dibangun sejak lama ini menjadi hancur. Tentu saja Adipati tidak mau, apalagi ini hanya karena seorang cewek. Cukup. Sangat cukup Devian di buat tercengang. Terkejut akan hal yang telah diucapkan Bagas dan Adipati. "Kenapa gak bilang ke gue, Dip?" tanya Devian yang membuat Adipati dan Bagas terkejut setengah mati. Devian telah mendengar semuanya. Tentang Adipati yang mencintai Byanca sejak SMP hingga saat ini. "Gue bakal pegatin Byanca kok, Bro! Demi kebahagiaan lo," Ucap Devian lagi dengan senyum tipis. Adipati menjawab dengan menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata," Kalau Lo mau gue bahagia, jangan pergi dari dia. Karena gue bahagia, kalau dia bahagia ya walaupun bahagianya dia bukan karena gue." Devian dan Bagas pun terdiam membisu. Begitu besar cintanya Adipati pada Byanca. Namun, Devian pun tidak munafik, bahwa ia memang mencintai dan menyayangi cewek yang bernama Byanca itu. Bahkan ia baru sadar, selama berada dekat Byanca ia tidak pernah menggoda para cewek di sekolahnya lagi. "Gue udah sangat yakin sama keputusan gue tadi. Jadi, tolong bikin dia bahagia ya, Dev," ujar Adipati sambil merangkul Devian. Devian pun mengangguk dengan ragu. “Gak usah pikirin perasaan gue ke Byanca gimana. Lama-lama perasaan ini juga ilang kok. Secepatnya akan hilang. Tenang aja,” ucap Adipati lagi dengan yakin. Devian langsung membalas rangkulan Adipati sambil tersenyum dan mengeluarkan air mata terharu. Bagas yang melihat Devian dan Adipati seperti ini pun ikut terbawa suasana. Mereka yang sama-sama menyayangi seseorang tetapi yang terjadi adalah kedamaian, bukan perkelahian. Sungguh hebat bukan? "Udah gak usah sedih-sedihan gini ah. kita masuk aja, Yuk ke dalem! Udah lama kan kita gak kesini bareng-bareng," ajak Bagas. Devian, Adipati dan Bagas pun masuk ke dalam Cafe Bino. Setelah itu mereka pun memesan menu favorite mereka masing-masing. Hingga tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Devian belum sama sekali menghubungi Byanca. Mungkin terlalu asyik berbincang-bincang dengan kedua sahabatnya ini. Tetapi tetap saja, disebrang sana Byanca sedang mengkhawatirkan Devian. Sedang apa sih mereka berkumpul-kumpul hingga larut malam seperti ini? Satu pertanyaan yang terus-menerus berada dibenak Byanca. Hingga akhirnya ia pun tertidur dengan handphone- Nya yang masih di genggam. Keesokan harinya, Byanca sedang melamun di koridor kelasnya. Devian yang memang ingin menghampiri cewek itu pun merasa bersalah karena semalaman ia tidak mengabari Byanca. Itu semua karena peraturan yang dibuat oleh Bagas, ketika berkumpul hingga selesai berkumpul tidak boleh memainkan handphone. Dan saat selesai berkumpul, Devian ceroboh meninggalkan handphone-Nya di Cafe. Namun, ternyata handphone-Nya sudah berada di salah satu sahabatnya, Adipati. Sehingga sebelum menghampiri Byanca ini, Devian sudah mengambil benda pipihnya itu. Byanca sedikit tersentak karena Devian tiba-tiba duduk disampingnya. Devian pun tidak mau berbasa-basi, ia langsung meminta maaf pada Byanca soal tadi malam dan segera menceritakan semuanya yang terjadi. Byanca pun menghela nafas nya dengan kasar dan kemudian ia pasrah memaafkan Devian. Toh Devian sekarang ada di sampingnya dengan keadaan baik-baik saja. Keheningan dan kecanggungan seketika terjadi diantara mereka. Berlarut pada fikirannya masing-masing. Namun, tidak lama kemudian Devian berkata," Aku butuh bantuan kamu, boleh?" Byanca mengangguk. Devian langsung mendekati mulutnya pada telinga Byanca yang bermaksud untuk berbisik pada gadis itu. Membicarakan sebuah rencana untuk salah satu sahabat Devian. “Kamu yakin Adipati mau?” tanya Byanca sedikit ragu. “Yakin seyakin-yakinnya orang yang paling yakin,” jawab Devian yang membuat Byanca tertawa renyah. Tepat yang dijanjikan Byanca pada Devian, esok lusa Adipati telah bertemu dengan seorang gadis yang rambutnya terurai menggunakan jepitan mutiara yang menghiasi rambutnya, sehingga tampak terlihat cantik dan lucu. Dan untuk hasilnya sungguh memuaskan bagi sepasang kekasih yang telah merancanakannya ini. Adipati telah membuka hati kembali. Itu semua karena sahabat Byanca yang bernama Dinda. Dinda Anabila. Gadis yang sudah menarik perhatian Adipati. Mulai dari mereka yang sama-sama menyukai film Herry Potter, dan masih banyak lagi. Kenaikan kelas pun yang ditunggu-tunggu bagi kelas X dan XI telah tiba. Byanca, Dinda dan Brotherhood yang sekarang telah resmi menjadi kelas XII. Tandanya mereka adalah kakak kelas yang paling tua. Hubungan Adipati dan Dinda pun semakin erat. Ya walaupun sempat ada yang mengganggu hubungan mereka. Ntah itu mereka iri atau tidak sudi. Tetapi dengan adanya masalah dalam suatu hubungan, justru itu membuat fikiran mereka menjadi lebih dewasa. Bukan hanya pasangan mereka saja yang semakin erat, hubungan Devian bersama Byanca pun sama halnya. Bahkan Devian akhir-akhir ini selalu mengajak Byanca tunangan bersamanya. Walapun Byanca tau pasti, kalau yang diucapkan Devian hanyalah gurauan. Buktinya seperti saat ini. “Byanca, kamu mau gak tunangan sama Aa?” tanya Devian. Byanca yang ditanya pun menjawab,”Kamu ngomong apa sih.” Sambil tertawa renyah. “Bercanda kok, hehe,” ujar Devian nyengir. Namun setelah itu, hari demi hari mereka menduduki kelas XII ini menjadi lebih sibuk pada tugasnya masing-masing demi bisa masuk dalam universitas yang diinginkan. Dan tak terasa semua tugas yang telah mereka kerjakan begitu banyaknya telah terselesaikan dalam dua semester ini. Tanpa ada yang tersisa. Semuanya tinggal menunggu kelulusan dan acara perpisahan yaitu seperti promnight dengan perasaan yang tidak sabar, salah satunya Devian yang tidak sabar ingin melihat Byanca menngunakan gaun pesta. Pasti cantik. 2 minggu kemudian... Hari yang telah dinanti-nanti oleh murid SMA Bina Jaya pun telah tiba. Dimana seorang perempuan menggunakan gaun pesta dan untuk lelaki menggunakan jas. Siswa-siswi yang tidak sabar ini pun sudah berkumpul. Sedangkan Byanca baru saja datang bersama Devian yang turun dari sebuah mobil. Dan semuanya pun menjadi terarah melihat Devian dan Byanca yang sangat serasi itu. Devian menggenggam jari-jari Byanca erat. Ia paham bahwa gadisnya sedang gugup. “Gak apa-apa. Semua bakal baik-baik aja kok,” ucap Devian yang membuat Byanca sedikit tenang. Sepasang kekasih itu pun melanjuti jalannya menuju tempat sahabat-sahabatnya berkumpul. Acara demi acara, tibalah bagian berdansa. Devian langsung menarik Byanca ke tengah untuk diajak berdansa. Sungguh Byanca terkejut bukan main. Bagaimana tidak? Ia berdansa di tengah-tengah kerumunan orang. Sehingga perhatian orang lain pun teralihkan pada dirinya. Cukup tejadi keheningan diantara sepasang kekasih itu saat berdansa. Namun setelah itu, Devian langsung mengajak Byanca berbicara. “By, aku mau ngomong sesuatu sama kamu!” kata Devian. “Ngomong apa?” tanya Byanca sedikit heran. “Emm... kita omonginnya di rooftop sekolah aja gimana?” tanya balik Devian yang membuat Byanca semakin bingung. “Emangnya gak bisa omongin disini aja?” tanya Byanca lagi dan dijawan gelengan kepala oleh Devian. “Terus gimana sama yang lain?” tanya lagi dan lagi dari Byanca. “Mereka mah gak usha di pikirin,” jawab Devian sambil nyengir. Akhirnya Byanca menurut. Namun perasaan nya tetap tidak enak. Apa yang ingin di bicarakan oleh kekasih nya ini? Sampai-sampai harus ke rooftop seperti ini. Sesampainya di rooftop, Devian langsung menurunkan salah satu kakinya. Yang posisinya terlihat cowok yang akan memberi kepastian pada cewek. Byanca pun terkejut akan perbuatan Devian ini, sehingga ia menyuruh Devian untuk bangun. Namun Devian tidak mau. Ia malah megatakan,”Would you be my wife?” sambil mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya. DEG. Bynca terkejut setengah mati. Apakah Devian sedang melamarnya? Apakah Devian hanya bercanda. Tapi idak mungkin. Tiba-tiba para sahabatnya datang sambil meneriaki,”Terima! Terima! Terima!” Lagi dan lagi Byanca di buat terkejut. Yang ternyata sahabat-sahabatnya ini telah ikut merancanakan ini bersama Devian. Byanca pun menarik nafasnya dan menghembuskannya dengan kasar, lalu berkata,’Maaf. Aku gak bisa.” Devian langsung berdiri, terkejut. “Kita masih melanjutka sekolah. Kan katanya kita harus masuk di universitas yang kita inginkan masing-masing,” ucap Byanca lagi. “Yaudah, gimana kalau kita tunangan dulu?” sungguh pertanyaan yang diucapkan Devian membuat Byanca senang namun ia bingung. “Nah, iya bener tuh kata Devian,” ujar Bagas memanaskan suasana. Namun tidak lama kemudian Byancaa menganggukan kepalanya. Ia sudah memikirkan semuanya dengan matang-matang. Dan ia yakin dengan keputusan yang telah ia pilih tidak akan salah. Devian pun langsung memeluk Byanca tidak sengaja. Ia terlalu bahagia saat ini. Byanca pun langsung mendorong Devian agar kekasihnya ini, eh calon tunanangannya ini menjauh sedikit. “Belum muhrim ya kita!” kata Byanca. “Tadi aku ajak halalin gak mau,” ujar Devian yang kemudian mendapatkan pukulan dari Byanca di bahunya. Sahabat-sahabat yang melihtanya pun langsung menertawakan sepasang kekasih ini. Adipati yang sudah berhenti tertawa pun langsung berkata,” Coba kalau dulu gue gak ikhlas Byanca dimilikin lo, Dev. Pasti semuanya gak bakalan kayak gini.” Devian membenarkan ucapan Adipati. Ini semua tidak akan pernah terjadi kalau Adipati gak mengikhlaskan perasaan pada Byanca untuk dirinya. “Udah-udah jangan mikir kayak gitu. Ini semua karena Brotherhood, yang artinya persaudaraan. Iya persaudaraan kita yang tinggi. Dimana kita menahan egonya masing-masing demi kebaikan, saling tolong dalam hal apapun, dan menyelesaikan masalah selalu dibicarakan dengan baik-baik,” ucap Bagas bijak. Mereka semua pun mengangguk setuju dengan ucapan Bagas. Adipati pun merangkul Bagas yang berada disebelah kirinya dan merangkul Dinda yang berada di sebelah kanannya. Yang kemudian diikuti oleh Byanca yang berada di sebelah kirinya Dinda. Dan untuk Devian, ia merangkul Byanca. Tersisalah gelak tawa mereka masing-masing sambil melihat indahnya langit yang dihiasi bintang-bintang.
Devian Yordania. Ngaran anu dipiboga ku lalaki kasép, ngajadikeun awéwé teu bosen ningali éta. Sumawona, Devian sok ngagoda budak awéwé di sakola na. Kusabab éta Devian dilabélan salaku Fuckboy di Sakola Luhur Bina Jaya, sakola anjeunna. Nepi ka hiji poé, aya saurang murid anyar anu nami Byanca Anindita. Budak polos anu teu paduli dina média sosial ayeuna. Bahkan Instagram henteu terang, kecuali WhatsApp. Éta ogé dianggo ngan ukur ngahubungi kolot, kulawarga, sareng réréncangan anu kakara masihan warta sareng naroskeun ngeunaan paduli bumi. Kusabab Byanca asup sakola ieu, mimitian ti gerbang anjeunna dibéré penampilan anu anéh sareng sagala rupa santai tina murid. Naha aya budak anyar? Kaya kieu? Hehehehe, teu aya sapertos sakedik kitu? Éta kumaha kitu. Tapi, cokot gampang. Byanca teu malire kecap-kecap na. Kusabab didieu, di ieu sakola anjeunna badé angkat ka sakola henteu milarian masalah sareng gaya. Nalika énggal-énggal dina leumpang bari ngadangukeun musik pikeun ngaundél kecap-kecap sapertos kitu sateuacanna, ujug-ujug aya jalma anu nabrak kana awakna ti arah anu tibalik. Jeung tinimbang hapunten, jalma anu nabrak kana éta langsung kabur. Byanca ukur tiasa kéngingkeun ngaganggu, "Kumaha éta lalaki éta nabrak kuring sareng leumpang jauh tanpa ngahaturkeun." Leres, anu pencét Byanca nyaéta jalma."Naon anu anjeun citakan?" naros ka hiji jelema anu nabrak Byanca sateuacana, dugi ka aya debat singget. "Nya, naon anu kudu kuring lakukeun ayeuna hah ?!" budak nanya, saeutik kuring disentak. "Lanceuk kuring angkat ka kelas XI IPS 1," jawab Byanca, kantun leungeunna. Teras bodo teras langsung narik panangan Byanca sareng nyangking budak awéwé ka tempat anu dimaksud. Sesampainya di payuneun kelas XI IPS 1, Devian tetep nyekel panangan Byanca, ngajantenkeun aranjeunna teu kagok. "L-hayu atuh panangan!" Paréntah Byanca éta sakedik gugup sareng Devian langsung pamitan. Lajeng, Byanca ngaléngkahkeun kelas anu anyar. "Héy! Ngaran anjeun Lo Byanca leres? Kenal atuh Devian Yordania," jerit Devian anu masih nangtung di hareupeun kelas Byanca. Byanca ukur tiasa seuri rada teras kénca pikeun milari tempat anu anjeunna bakal linggih. Kumaha carana kuring milu wasiat gadis ieu anu ngaranna Byanca. Padahal sateuacanna, kuring henteu kantos hoyong nurut budak awéwé sanés, kecuali indung kuring, pikir Devian, macul mastina anu henteu gatal. Tanpa sadar, aya batur parantos nengetan lampahana. Hiji jalma anu henteu kurang ganteng sareng Devian, Adipati Bramasta. Babaturan rélangan na Devian. "Upami Devian leres-leres badé ngadeukeutan Byanca, abdi bakal mundur demi silaturahim kami, lanceukna," saur Adipati kalayan seuri dina koridor kelas na, XI IPS 2.Aya seueur teuing pamikiran ngeunaan Adipati, dimana ayana Devian henteu ngajantenkeun anjeunna sadar. Dugi ka akhirna Devian reuwas anu damelna Adipati luncat saeutik, kaget. Devian ngabeledug seuri. Nanging, saatos éta Devian émut ka mojang anu tiasa ngajantenkeun dirina langsung nurut. Janten anjeunna badé bébéja ka babaturan sakedik na. Sakitar 5 menit kuring nyarioskeun yén Devian panjang lebar ngeunaan Byanca. Sanaos anjeunna nembé pendak sareng éta gadis. Sang Adipati, anu ningali éta munggaran, pasti henteu reuwas ku carita Devian. Nanging, aya hiji hal anu kaget para Adipati. "Kuring resep awéwé Byanca éta polos sareng imut. Henteu ngan siga éta, tapi kuring resep éta. Janten kuring bakal ngorbankeunana. Upami diperlukeun, kuring bakal kawin anjeun," saur Devian sacara serius. Kecap-kecap anu disarioskeun ku Devian énggal-énggal damel lara haté Adipati. Krasa. Siga sagelas anu murag. Tapi, Adipati ogé nyobian katingalina. Anjeunna henteu hoyong Devian ngabatalkeun badé kaanggo Byanca. Kunaon Kusabab hiji Devian biasana ngan saukur hayang maénkeun sareng mojang, tanpa nyandak niat ngadamel kabogoh atanapi langkung serius. Sareng ayeuna Devian henteu kantos nyarioskeun kecap anu serius ngeunaan mojang sapertos anjeunna.Janten Sang Adipati yakin, yén anu disarioskeun yén Devian teu maén kaulinan sareng meureun ayeuna Devian moal janten Fuckboy deui. Sanaos dina jero ati Adipati langkung jero nyeri pisan. Gering pisan. Kusabab Adipati parantos dipikacinta Byanca ti saprak anjeunna sakola di SMP. Leres, Byanca sareng Adipati kedah di sakola di tengahna, nyaéta Norina Middle School. Tapi, nepi ka ayeuna Adipati teu wani nyanghareupan Byanca kusabab kareueus pisan na. Kuring henteu terang anjeunna puguh pikeun ngabahas carita cinta sareng Byanca di sakola tengah. 3 sasih parantos kaliwat ... Devian sareng Byanca beuki caket. Bahkan Byanca parantos dianggo janten kekasihna. Ieu cukup pikeun nyerep otak sareng awak Devian pikeun nampi manah beku Byanca. Tapi tungtungna Byanca lalaunan dicaoskeun anjeunna. Saprak harita aranjeunna sering ka kantin babarengan, sapertos ayeuna. Aranjeunna sibuk tuang baso di kantin sakola. Sareng pikeun Adipati, anjeunna ngan ukur tiasa ningali aranjeunna ti kajauhan dugi ka ayeuna. Pasti cekap, anjeunna disangka, yén Devian éta leres-leres caket ka Byanca. Pait, upami ningali babaturan sakedik anjeun anu parantos nganggap salaku lanceukna parantos ngagaduhan anu dipikacinta ti baheula tanpa anjeun kantos ngagaduhan. Ujug-ujug ti tukangeun Adipati aya saurang anu nyabok taktak. Janten anjeunna kaget sareng langsung ningalian. Bagasse. sobat balad na ti mimiti sakola tengah dugi ka ayeuna. Tanpa kaliru, Bagas saleresna seuri anjeunna.Tapi ningali beungeut Adipati, Bagas lirén seuri. Sang Adipati ningali salah sahiji tabel kantin, anu tétéla janten Devian sareng Byanca. Bagas ogé ngartos naha Sang Adipati surly, kitu anjeunna ngajak anjeunna ka atap. Kira-kira 10 menit aranjeunna ngajawab, henteu hoyong budge. Adipati bersih anu kuat kalayan kaputusan nya henteu jujur ngeunaan parasaan na pikeun Byanca. Bagas anu sok nyarios ka Adipati ngungkabkeun parasaan ka Byanca supados engkéna moal aya salah paham antara Adipati sareng Devian. Sang Adipati ogé parantos ngabéréskeun debat ieu ku angkat ka kelasna. Bagas ngan ukur tiasa ngambekan sareng ngambekan kasarna. Teu terang naon anu kudu dilakukeun supados sagala anu henteu dipikahoyong henteu kajantenan. Devian anu ngadahar baso sareng Byanca di kantin nginget dina Ikhwan, nami geng sareng réréncangan na, Adipati sareng Bagas. Panginten ieu sadayana kusabab anjeunna nyéépkeun waktos langkung seueur sareng Byanca ti réréncangan na. Devian ogé nyandak telepon sélulérna sareng nyuhunkeun ijin Byanca pikeun nyauran salah sahiji réréncangan na. Memang leresna panyangka Devian, yén réncang anjeunna sono anjeunna. Budak saeutik sakedik, tapi éta rempug. Hasilna aranjeunna mutuskeun pikeun ngayakeun rapat babarengan di tempat anu sering didatangan ku aranjeunna. Mimiti Devian ngajak pikeun ngajak Byanca, tapi pikeun nolak deui.Anjeunna kumpul sareng réréncangan na, teu aya deui jalan anjeunna bakal ngajak Byanca. Anu pastina anjeunna bakal béja ku anjeunna sareng Ikhwan. Maka Byanca kapaksa henteu milu sareng Devian dina waktos ayeuna. Byanca anu ngartos hartosna Devian langsung sapuk sareng seuri manis. Wanci gancang pisan, dugi ka tabuh tujuh énjing parantos sumping. Tanda yén Devian bakal ngantepkeun pendakian babaturan. Sareng henteu lami, Devian dugi ka Cafe Bino, di mana Ikhwan dipaké. Nalika Devian kaluar tina mobilna, anjeunna ningal babaturan-Na sami nuju nyarioskeun anu serius dina parkir. Naon anu aranjeunna ngobrolkeun? Éta mangrupikeun patarosan dina pikiran Devian. Supaya henteu maot ku panasaran, Devian ngupingkeun pagunemanna ku cara ngalampurkeun salah sahiji mobil. "Naon susahna éta, Dip jujur ngeunaan parasaan anjeun pikeun Byanca?" Naros ka Bagas anu henteu tiasa tahan sikap sieun sareng pamor ku Adipati. Sang Adipati ngan ukur tiasa némbalan henteu. Anjeunna teu tiasa nyarios yén ka Byanca. Utamana upami Devian terang, silaturahim anu parantos lami lami dibantosan. Tangtos sang Adipati henteu kersa, langkung-langkung ieu ngan ukur kusabab awéwé. Cukup Kacida pisan Devian kaget. Kaget naon Bagas sareng Adipati nyarios."Naha anjeun henteu nyarios kuring, Dip?" tanya Devian anu kaget Adipati sareng Bagas maot. Devian parantos nguping sadayana. Perkawis Adipati anu dipikacinta Byanca ti saprak tengah sakola dugi ka ayeuna. "Kuring bakal ngubaran Byanca baé, Bro! Demi kabagjaan anjeun," saur Devian deui bari seuri suri. Dines ngawaler ku ngageterkeun sirah sareng nyarios, "Upami anjeun hoyong kuring bahagia, ulah angkatna ti anjeunna. Kusabab kuring bagja, upami anjeunna bahagia, upami bahagia na henteu kusabab kuring." Devian sareng Bagas murag jempé. Kacida saé éta Adipati cinta pikeun Byanca. Nanging, Devian henteu hipokrit, yén anjeunna leres-leres mikacinta sareng dipikacinta ngalamun gadis éta Byanca. Nyatana anjeunna ngan ukur sadar, salami tetep di Byanca anjeunna henteu kantos ngusik budak awéwé di sakola na deui. "Kuring yakin pisan tina kaputusan kuring tadi. Janten, mangga waé anjeunna bagja, Dev," saur Adipati bari nangkeup Devian. Devian unggeuk. "Tong hariwang kumaha perasaan kuring ngeunaan Byanca. Saatos lami, perasaan ieu musna ogé. Moal lami deui éta bakal ngaleungit. Cukup santai, ”saur Adipati deui kalayan percaya diri. Devian langsung ngawaler ka nangkeup Adipati kalayan seuri sareng lawon tangis. Bagas anu ningali Devian sareng Adipati siga kitu ogé dilaksanakeun. Jalma anu duanana bogoh ka batur tapi naon anu terjadi nyaéta katenangan, henteu ngalawan. Emang saé sanés?"Anjeun teu kedah hanjelu siga kieu. Hayu urang lebet, hayu urang lebet! Parantos lami, urang henteu ngahiji," saur Bagas. Devian, Adipati sareng Bagas lebet kana Cafe Bino. Sanggeus éta aranjeunna nyusun menu karesep masing-masing. Dugi teu dirasa, éta parantos jam 10 wengi sareng Devian parantos ngahubungi Byanca. Panginten teuing rame galecok sareng dua babaturan ieu. Tapi tetep, sanaeun Byanca hariwang ngeunaan Devian. Naon anu aranjeunna laksanakeun kaluar telat wengi sapertos kieu? Hiji patarosan anu angger di pikiran kuanca. Dugi ka tungtungna anjeunna sare sareng telepon sélulér anu masih aya dina leungeun na. Isukna, Byanca ngalamun dina koridor kelas na. Devian, anu leres-leres badé angkat ka éta mojang, parantos kaliru kusabab sadayana wengi anjeunna henteu acan nyarios ka Byanca. Éta sadayana kusabab aturan anu dilakukeun ku Bagas, nalika aranjeunna kumpul dugi ka réngsé, henteu diidinan maén sareng handphone. Sareng nalika anjeunna réngsé kumpul, Devian teu peduli ngantepkeun telepon sélulér di Cafe. Tapi, tétéla sélél sélulér na parantos aya dina salah sahiji sahabatna, Adipati. Janten saacan ngadeukeutan Byanca, Devian parantos nyandak obyék rata. Byanca rada ngacip sabab Devian ujug-ujug calik di gigireunana. Devian ogé henteu hoyong ngadamel omongan alit, anjeunna langsung nyuhunkeun hampura ka Byanca sakitar wengi ayeuna sareng langsung nyarioskeun naon anu kajadian.Byanca Purbasari nyaring teras nyerah diri janten pangapunten ka Devian. Barina ogé, Devian ayeuna aya di gigirna dina kaayaan anu saé. Tiiseun sareng kagok lumangsung langsung antara aranjeunna. Ngadegkeun dina unggal pamikiran masing-masing. Nanging, henteu lami saur Devian nyarios, "Kuring butuh bantosan anjeun, tiasa waé?" Byanca unggeuk. Devian langsung mendakan sungutna ka ceuli Byanca anu dimaksudkeun pikeun harewos ka éta mojang. Ngabahas rencana pikeun babaturan salah Devian. "Naha anjeun yakin Sang Adipati hoyong éta?" Tanya Byanca saeutik anu disangka. "Anjeun yakin mangrupikeun jalma anu paling yakin," jawab Devian, anu ngalaksanakeun Byanca seuri garing. Leres naon Byanca jangji Devian, énjing Adipati dinten saatos énjing parantos tepang sareng mojang anu rambutna dirobih nganggo klip mutiara anu nghias rambutna, ku kitu katingalina geulis sareng lucu. Sareng pikeun hasil, éta bener-bener nyugemakeun pikeun pasangan anu ngarencanakeun éta. Sang Adipati parantos ngabuka deui haténa. Éta sadayana kusabab réréncangan Byanca anu nami Dinda. Dinda Anabila. Éta mojang anu parantos narik perhatian Adipati. Mimitian ti jalma anu resep pilem pilem Herry Potter, sareng seueur deui. Sakur kelas anu ditunggu kelas X sareng XI parantos sumping. Byanca, Dinda sareng Ikhwan, anu parantos resmi janten kelas XII. Tanda mangrupa aranjeunna ti manula anu pangkolotna.Hubungan antara Adipati sareng Dinda bahkan langkung caket. Leres, sanaos aya anu ngaganggu hubunganana. Boh aranjeunna timburu atanapi henteu daék. Tapi ku masalah dina hubungan, saleresna ngajadikeun pikiranna janten langkung dewasa. Henteu ngan mitra-mitra anu caket, Hubungan Devian sareng Byanca sami. Bahkan Devian akhir-akhir ieu teras ngajak Ujang tunangan sareng anjeunna. Sanaos Byanca terang, naon anu disarioskeun yén Devian ngan ukur guyonan. Buktina sapertos ayeuna. "Byanca, naha anjeun badé kalibet ka Aa?" Tanya Devian. Byanca anu naros dijawab, "Naon anu anjeun bicara." Sabari seuri garing. "Ngan heureuy, hehe," saur Devian nyengir. Tapi saatos éta, dinten saatos aranjeunna menduduki kelas XII janten langkung sibuk dina tugas masing-masing supados tiasa asup kana universitas anu dipikahoyong. Sareng henteu kaseueut sadaya padamelan anu aranjeunna laksanakeun dugi ka seueur réngsé. Tanpa aya anu ditinggalkeun. Saréréa ngan saukur ngantosan acara wisuda sareng pamitan, sapertos liburan sareng parasaan anu teu sabar, salah sahiji nyaéta Devian anu teu sabar ngantosan Byanca ngagem pakéan pésta. Pasti geulis. 2 minggu saatosna ... Dinten ditunggu ku siswa SMA Negeri Bina Jaya. Dimana awéwé ngagem pakéan pésta sareng lalaki ngagem jas.Murid anu teu sabar ieu parantos ngariung. Nalika Byanca nembé parantos sumping sareng Devian anu kaluar tina mobil. Sareng sadayana janten panunjuk arah ningali Devian sareng Byanca anu kacida harmoni. Devian menggenggemkeun ramo Byanca. Anjeunna ngartos yén budak awéwé éta gugup. "Henteu aya nanaon. Sagala rupa bakal kunanaon, "saur Devian anu ngadamel Byanca rada tenang. Masang pasangan anu sami-sami angkat ka tempat babaturanna kumpul. Acara saatos acara, bagian jogét dugi. Devian langsung narik Byanca ka tengah janten diajak nari. Emang Byanca kaget teu maenkeun. Kumaha henteu? Anjeunna nari dina riungan. Tah éta perhatian jalma sanés dialihkeun ka anjeunna. Aya cukup tiiseun diantara dua pencinta bari nari. Tapi saatos éta, Devian langsung ngajak Byanca nyarios. "Duka, kuring badé nyarios nanaon ka anjeun!" Saur Devian. "Naon anu anjeun bahas?" Naros Byanca, rada kaget. "Err ... naon anu urang bahas dina atasan sakola?" Tanya Devian, anu dilakukeunna Byanca langkung bingung. "Ngan moal bisa nyarios didieu, sanés?" Tanya Byanca deui sareng digeleng ku sirah geleng ku Devian. "Teras sareng anu sanesna?" Naros deui sareng Byanca. "Éta bahkan henteu nyangka éta," jawab Devian, nyengir. Ahirna Byanca patuh.Tapi rarasaanna tetep henteu saé. Naon anu dibahas ku pencinta ieu? Sakumaha anjeun kedah angkat ka bumbung sapertos ieu. Datang ka atap atap, Devian langsung nurunkeun salah sahiji sukuna. Posisi anu katingali ku lalaki anu bakal masihan kapastian ka hiji mojang. Byanca kaget ku tindakan Devian, sahingga anjeunna nyarios ka Devian hudang. Tapi Devian henteu badé. Anjeunna gantina saurna, "Naha anjeun bakal jadi pamajikan kuring?" Bari ngaleupaskeun cincin tina sakuna. DEG. Bynca kaget maot. Naha Devian ngajukeun ka anjeunna? Naha Devian ngan heureuy. Tapi éta henteu mungkin. Ujug-ujug réréncanganna sumping ngagorowok, "Hatur nuhun! Narima! Narima! " Deui-deui Byanca reuwas. Naon tétéla janten réréncangan na ngiringan dina ngarencanakeun ieu sareng Devian. Byanca nyandak napas anu jero sareng ngémbaran sacara telenges, teras saur, 'Hampura. Abdi henteu tiasa. " Devian langsung nangtung, reuwas. "Urang masih neraskeun sakola. Cenah anjeunna kedah angkat ka paguron luhur anu hoyong urang masing-masing, "saur Byanca deui. "Nya, kumaha upami urang kalibet heula?" Emang sual Devian nyarioskeun damel Byanca bahagia tapi anjeunna bingung. "Nya, leres éta, saur Devian," saur Bagas, ngahanaskeun suasana. Tapi henteu lami saatos Byancaa unggeuk sirahna. Anjeunna atos mikir-mikir ngalangkungan ati-ati.Sareng anjeunna yakin yén kaputusan anjeunna milih moal salah. Devian langsung nangkeup Byanca teu kahaja. Anjeunna bagja teuing ayeuna. Byanca langsung kadorong Devian supados kabogohna, eh, putra hareupna, bakal ngalih sakedik. "Henteu acan muhrim enya wé éta," saur Byanca. "Abdi ngulem Halalin sateuacana," saur Devian, anu terasna pencét Byanca dina taktak na. Réréncangan anu katingali anjeunna langsung seuri dua pencinta ieu. Sang Adipati anu parantos lirén seuri langsung nyarios, "Punten upami teu kantos daék Byanca milik anjeun, Dev. Pasti sadayana moal siga kieu. " Devian dikonfirmasi kecap Adipati. Ieu moal kantos kajantenan upami Adipati henteu ngantep parasaan pikeun Byanca pikeun anjeunna. "Entong mikirkeun sapertos anu parantos aya. Ieu sadayana kusabab kabudayaan, hartosna persaudaraan. Leres, duduluran luhur urang. Dimana urang silih cekel ego demi kabecikan, silih bantosan dina masalah naon waé, sareng méréskeun masalah anu salawasna dibahas sacara ati, ”saur Bagas bijaksana. Aranjeunna sadayana péngkolan satuju sareng anu nyarios Bagas. Sang Adipati ogé ngarangkul Bagas anu aya di kénca na merangkul Dinda anu aya di beulah katuhu. Anu teras disusul ku Byanca anu aya di kénca Dinda. Sareng pikeun Devian, anjeunna ngarangkul Byanca.Tetep seuri masing-masing bari ningali langit anu éndah dihias ku béntang.
Semua terjemahan yang dibuat di dalam TerjemahanSunda.com disimpan ke dalam database. Data-data yang telah direkam di dalam database akan diposting di situs web secara terbuka dan anonim. Oleh sebab itu, kami mengingatkan Anda untuk tidak memasukkan informasi dan data pribadi ke dalam system translasi terjemahansunda.com. anda dapat menemukan Konten yang berupa bahasa gaul, kata-kata tidak senonoh, hal-hal berbau seks, dan hal serupa lainnya di dalam system translasi yang disebabkan oleh riwayat translasi dari pengguna lainnya. Dikarenakan hasil terjemahan yang dibuat oleh system translasi terjemahansunda.com bisa jadi tidak sesuai pada beberapa orang dari segala usia dan pandangan Kami menyarankan agar Anda tidak menggunakan situs web kami dalam situasi yang tidak nyaman. Jika pada saat anda melakukan penerjemahan Anda menemukan isi terjemahan Anda termasuk kedalam hak cipta, atau bersifat penghinaan, maupun sesuatu yang bersifat serupa, Anda dapat menghubungi kami di →"Kontak"
Vendor pihak ketiga, termasuk Google, menggunakan cookie untuk menayangkan iklan berdasarkan kunjungan sebelumnya yang dilakukan pengguna ke situs web Anda atau situs web lain. Penggunaan cookie iklan oleh Google memungkinkan Google dan mitranya untuk menayangkan iklan kepada pengguna Anda berdasarkan kunjungan mereka ke situs Anda dan/atau situs lain di Internet. Pengguna dapat menyisih dari iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi Setelan Iklan. (Atau, Anda dapat mengarahkan pengguna untuk menyisih dari penggunaan cookie vendor pihak ketiga untuk iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi www.aboutads.info.)