Indonesia

NASKAH DRAMA " TELAGA WARNA" Haiii kali ini ini aku mau share naskah drama ujian praktek bahasa indonesia aku. Sebenernya beberapa diaog aku ambil dari blog lain tapi aku edit-edit lagi sampai akhirnya jadi kaya gini. Buat yang mau copas izin dulu yaaa di comment, semoga bermanfaat :) NASKAH DRAMA " TELAGA WARNA" Tokoh : Prabu Suwartalaya Ratu Purbamanah Gilang Rukmini Penasehat Ahli perhiasan Rakyat Pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan merupakan kerajaan yang makmur dan damai. Rakyatnya hidup tenang dan sejahtera karena dipimpin oleh raja yang bijaksana. Raja Kutatanggeuhan bernama Prabu Suwartalaya dan permaisurinya bernama Ratu Purbamanah. Sayang Prabu dan Ratu belum dikaruniai keturunan. Sehingga,ini menjadi kegelisahan Prabu, Ratu, dan juga rakyatnya. Ratu :”(sedang murung dan menangis)” Prabu :”Sudahlah dinda. Jangan murung dan menangis terus. Kalau dinda bersedih terus seperti ini, kanda jadi ikut bersedih.” Ratu :” Gimana dinda tidak bersedih kanda, sudah bertahun-tahun kita berumah tangga tapi belum dikaruniai seorang anak.” Penasehat :“Permisi Baginda, supaya Ratu Purbamanah tidak sedih terus bagaimana kalau mengangkat seorang anak saja baginda. Barangkali bisa mengurangi kesedihan Ratu.” Ratu : “Tidak! Aku tidak mau punya anak angkat.” Prabu :”Iya, penasehat. Akupun juga tidak setuju jika mengangkat seorang anak. Bagi kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat.” Penasehat :” Tapi Baginda…” Prabu :”Tidak ada tapi. Sebaiknya sekarang kau keluar dulu penasehat,saya ingin berbicara dengan Ratu.” Penasehat :” Baiklah Baginda Raja, hamba permisi..” (Ratu Purbamanah masih terus menangis…) Prabu :”Sudahlah dinda jangan menangis terus. Kanda akan berusaha lagi. Kanda akan pergi ke hutan untuk bertapa agar kita cepat dikaruniai seorang anak.” Ratu :” Jika memang kanda harus pergi ke hutan untuk bertapa, Baiklah kanda. Dinda akan turut berdo’a. Hati-hati kanda.” Pergilah Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di hutan, sang prabu terus menerus berdo’a agar dikaruniai anak. Setelah beberapa bulan kemudian semenjak Raja Prabu berdoa di hutan, permohonan sang Rajapun terkabul, Sang Ratu mulai hamil. Ratu : “ Kanda, Dinda hamil…” (dengan wajah yang berseri- seri). Prabu : “ Benarkah itu Adinda?” ( dengan nada yang sedikit tak percaya). Ratu : “ Ya benar, Dinda sudah ke tabib istana dan tabib mengatakan bahwa saya hamil.” Prabu : “ Benarkah? Ini akan menjadi kabar yang paling indah di kerajaan kita.” Setelah 9 bulan lamanya Ratu mengandung, Ratupun melahirkan seorang Putri yang sangat cantik. Seluruh rakyat berbondong-bondong memberi ucapan selamat dan memberi hadiah untuk sang Putri. Ratu: (menggendong seorang bayi) Prabu :“Putri kita cantik ya, Dinda. Dan kelihatannya sangat lucu.” Ratu :” Iya Kanda. Kita harus bersyukur akhirnya kita dikaruniai seorang anak. “ Prabu:”Iya dinda. Putri kita ini juga manis, dan sangat menggemaskan! Oleh karena itu, bagaimana kalau kita beri nama Gilang Rukmini? Gimana dinda setuju tidak?” Ratu :”Dinda setuju setuju saja kanda.” (Sesaat raja dan ratu sedang berbahagia, datanglah penasehat kerajaan.....) Penasehat :”Permisi Baginda, ada salah seorang rakyat yang ingin bertemu Baginda Raja dan Ratu. Ia ingin memberi ucapan selamat dan hadiah kepada Putri Baginda Raja dan Ratu.” Ratu :”Persilahkan ia masuk penasehat...” Penasehat :”Baik Baginda Ratu” Rakyat :”Permisi Baginda Raja dan Ratu, saya izin masuk” Raja :” ya silahkan masuk rakyatku.” Rakyat :”saya mewakili rakyat kerajaan ingin memberi ucapan selamat kepada Baginda Raja dan Ratu yang telah dikaruniai seorang Putri yang cantik jelita. Bertahun-tahun kami rakyat kerajaan dilanda kegelisahan juga karena Raja dan Ratu belum dikaruniai seorang anak. Namun akhirnya sekarang Raja dan Ratu telah memiliki anak. Kami rakyat kerajaan sangat berbahagia.” Ratu :”Alhamdulillah ini berkat doa seluruh rakyat kerajaan juga.” Rakyat :”saya mewakili rakyat kerajaan membawakan hadiah-hadiah ini untuk sang Putri. Semoga hadiah ini bermanfaat dan disukai sang Putri.” Ratu:”Wah banyak sekali, tolong sampaikan terima kasih dari kami untuk seluruh rakyat kerajaan ya” Rakyat :”Baik Baginda Ratu akan saya sampaikan. Kalau begitu saya pamit,permisi” Tahun demi tahun berlalu, sang putri akhirnya tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Namun karena ia anak satu-satunya yang di miliki oleh baginda raja dan ratu, ia menjadi anak yang sangat manja dan terkadang omongannya pun kasar. Semua permintaannya harus di penuhi. Jika tidak, ia akan sangat marah. Walaupun begitu, semua orang tetap menyayanginya. Rukmini : “ibunda aku tidak suka dengan baju itu!” Ratu : “tapi nak itu baju dari leluhur kita. Dulu ibunda juga memakainya saat seusaimu. Karena itu menunjukkan bahwa kita sudah beranjak dewasa.” Rukmini :” (duduk di kursi) itu tidak ada hubungannya ibunda! Itu hanya sebuah kain! Apalagi usianya sudah berabad-abad, aku tidak akan cocok memakainya. Aku masih muda! Penasehat :” (memotong kuku putri) Ratu :” kamu tidak boleh berkata begitu rukimini, kain itu memiliki arti yang sangat besar. Jika kamu perhatikan dari lurik-luriknya ini menggambarkan (menjelaskan dengan sabar tapi rukmini memotong pembicaraannya)” Rukmini : “(memotong pembicaraan) sudahlah ibunda! Jika ibunda masih memaksaku memakainya, aku tidak akan mau hadir ke pesta ulang tahunku! (mengancam dengan ketus)” Ratu : (menghela nafas dan pergi dengan wajah sedih) Rukmini :” akhirnya ibunda pergi juga. Aku sudah bosan mendengar semua perintahnya. Penasehat pokoknya jika ibunda datang jangan kau bukakan pintu untuknya. Karna seharian ini aku tidak mau melihatnya, aku ingin berdiam diri di kamar agar dia tidak terus memaksaku.” Penasehat : “ampun putri, tapi bagaimana kalau baginda ratu marah? (nada takut)” Rukmini : “sudah turuti saja perkataanku!”” Penasehat : “tapi putri, hamba takut jika…” Rukmini : “(memotong pembicaraan) sudah diam! Kalau kau tidak menuruti perintahku berarti kau tidak takut denganku dan itu artinya kau harus ku usir dari kerajaan ayahandaku ini! (menunjuk Penasehat )” Penasehat :”maaf tuan putri, maafkan hamba.” Putri : (Putripun meninggalkan penasehat yang begitu sedih karena perilaku sang Putri.) Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Para rakyat berbondong-bondong pergi ke kerajaan. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana. Prabu mengambil sedikit emas dan permata lalu pergi ke tempat ahli perhiasan. Prabu :”Tok tok tok… permisi” Ahli Perhiasan :”(membuka pintu,lalu terkejut) Baginda Raja? Ayo silahkan masuk Baginda.” Prabu :”iya terimakasih.” Ahli Perhiasan :”Ada keperluan apa baginda datang kemari? Apa ada yang bisa hamba bantu untuk baginda raja?” Prabu :”Aku ingin meminta tolong. Bisakah kamu membuatkan kalung yang paling indah untuk hadiah ulang tahun Putriku Tercinta?” Ahli Perhiasan :”Tentu saja Baginda,dengan senang hati hamba akan buatkan kalung paling indah untuk Putri Baginda Raja. Silahkan Baginda menunggu sebentar,akan segera hamba buatkan kalung untuk sang putri.” (Beberapa saat kemudian,kalung itu pun telah selesai dibuat….) Ahli perhiasan :”ini Baginda,kalungnya telah selesai dibuat.” Prabu :”Wah, ini adalah kalung terindah yang pernah kulihat. Kau membuatnya dengan sangat baik.” Ahli Perhiasan :”Terima kasih Baginda,untuk sang Putri saya akan lakukan yang terbaik” Akhirnya hari yang di tunggu telah tiba. Semua rakyat datang ke pesta tersebut. Tak ada satu orang pun rakyat yang ingin melewatkan pesta termegah itu. Rombongan kerajaan pun telah sampai di alun-alun. Semua pandangan rakyat pun tertuju ke arah sang putri. Rakyat pun begitu gembira menyambutnya. Pesta ulang tahun putri pun di mulai. Seperti biasa sang raja memulainya dengan ucapan terima kasih kepada seluruh rakyat-rakyatnya. Raja : “rakyat-rakyatku sekalian. Terima kasih atas kehadiran kalian semua di sini. Aku sangat gembira memiliki rakyat-rakyat seperti kalian. Yang sangat peduli dan sayang terhadap kerajaan terutama dengan putriku Gilang Rukmini. Baiklah untuk itu aku akan memberikan hadiah kalian kepada putriku. Putriku kemarilah nak.” Rukmini : “iya ayahanda.” Rakyat :”Wah, cantik sekali Putri GIlang Rukmini” Raja : “ ini ada hadiah dari rakyat-rakyat yang menyayangimu.” (memberikan hadiah) Rukmini : (menerima dan membukannya) Raja : “bagaimana nak? Apa kau menyukainya?” Rukmini : (melihat kalung itu sejenak) “kalung apa ini? aku tidak suka ayahanda. Kalung ini jelek! Aku tak mau memakainya (kalung dilempar) (Kalung yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di lantai. Seluruh rakyat yang hadir terkejut. Tak seorangpun bicara. Suasana hening.) Ratu :”Rukmini! Apa yang kau lakukan! Kau membuat ayahanda dan ibundamu begitu malu! (menangis)” Semua orang di kerajaan kutatanggeuhan menangis karena melihat baginda ratu menangis. Tiba-tiba muncul mata air dari halaman kerajaan, airnya keluar sangat deras dan membentuk genangan air. Semua orang ketakutan dan menyalahkan sang Putri. Ahli Perhiasan :”Apa yang telah kau lakukan Putri! Kau telah membahayakan semua orang disini!Lihatlah ulahmu!” Sang Putri sangat ketakutan dia menyesal atas perbuatan jahatnya.Tapi genangan itu telah menjadi sebuah danau yang sangat besar hingga menenggalamkan kerajaan. Oleh rakyat sekitar, danau itu disebut sebagai “Telaga Warna” . Warna yang di hasilkan berasal dari bayangan hutan, tanaman dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan, warna-warna tersebut berasal dari kalung putri yang tersebar. Dan sekarang telaga 7 warna dijadikan salah satu tempat wisata yang terkenal di Jawa Barat.

Sunda

DRAGUE "KOLEKOLAH"          Haiii waktos ieu kuring hoyong bagikeun naskah latihan prakték indonesia. Sabenerna, kuring nyandak sababaraha dialog ti blog anu sanés tapi kuring ngédit deui dugi ka tungtungna janten sapertos kieu. Kanggo anu hoyong nyalin idin sareng nempelkeun heula, enya, dina koméntar, mudah-mudahan gunana :) DRAGUE "KOLEKOLAH" Gambar: Prabu Suwartalaya Ratu Purbamanah Gilang Rukmini Panaséhat Ahli perhiasan Éta jalma                Di jaman kuno, aya karajaan di Jawa Kulon anu disebut Kutatanggeuhan. Kutatangguhan mangrupikeun karajaan anu aman sareng damai. Jalma-jalma hirup di katenangan sareng kamakmuran sabab dipimpin ku raja wijaksana. Raja Kutatanggeuhan dibéré ngaran Prabu Suwartalaya sareng permaisurina dingaranan Ratu Purbamanah. Hanjakal Raja sareng Ratu parantos henteu kaberkahan turunan. Jadi, ieu janten kahariwang Raja, Ratu, sareng ogé masarakat. Ratu: "(depresi sareng nangis)" Prabu Siliwangi: "Henteu kapikiran dinda. Entong matak mood sareng ceurik sepanjang waktos. Upami anjeun teras janten hanjelu siga kieu, anjeun bakal hanjelu ogé. " Ratu: "Kumaha Dinda henteu hanjelu, Kanda, kami parantos nikah pikeun sababaraha taun tapi kami henteu kaberkahan sareng murangkalih." Pembimbing: "Hapunten, Sang Prabu, supaya Ratu Purbamanah moal hanjelu, kumaha perkawis murangkalih murangkalih, Prabu Ageung.Panginten tiasa ngirangan kasedihan Ratu. " Ratu: "Henteu! Abdi henteu hoyong gaduh anak angkat. " Prabu Siliwangi: "Leres, panaséhat. Kuring ogé teu satuju lamun ngadopsi murangkalih murangkalih. Kanggo urang, murangkalih barudak langkung saé tibatan barudak angkat. " Pembimbing: "Tapi Pangeran anjeun ..." Prabu Siliwangi: "Henteu aya ogé. Langkung saé upami anjeun kaluar heula penasihat, kuring hoyong nyarios ka ratu. " Pembimbing: "Alah, parah, Raja, hapunten abdi ..." (Ratu Purbamanah terus ceurik ...) Prabu Siliwangi: "Hayu dinda ulah ceurik sepanjang waktos. Kanda bakal nyobian deui. Kanda bakal angkat ka leuweung dipenjara supados urang gancang kaberkahan sareng murangkalih. " Ratu: "Upami memang anjeun kedah angkat ka leuweung pikeun tapa, leres kanda. Dinda ogé bakal sholat. Kade kanda. " Indit Prabu badé angkat ka leuweung pikeun tapa. Di leuweung éta, prabu terus-terusan ngadoakeun kaberkahan sareng murangkalih. Sanggeus sababaraha bulan saatos Prabu Siliwangi ngado'a di leuweung, nyuhunkeun raja dilaksanakeun, ratu mimiti kakandungan. Ratu: "Kanda, Dinda hamil ..." (kalayan rai sumringah). Prabu Siliwangi: "Naha leres Adinda?" (dina nada anu rada teu percaya).Ratu: "Leres memang, Dinda parantos ka dokter raja sareng saur dokter éta mah hamil." Prabu Siliwangi: "Emang? Ieu bakal janten warta anu paling indah di karajaan urang. " Saatos 9 bulan Ratu kakandungan, Ratupun ngalahirkeun saurang putri anu geulis pisan. Sadayana rahayat nyambut nyambut sareng ngucapkeun hadiah ka Putri. Ratu: (ngayakeun orok) Prabu Siliwangi: "Putri urang geulis, Dinda. Sareng katingalina lucu pisan. " Ratu: "Leres Kanda. Urang kedah bersyukur yén kami tungtungna parantos dikabulkeun sareng anak. " Prabu Siliwangi: "Leres dinda. Putri kami oge manis, sareng lucu pisan! Janten, kumaha ngeunaan nami urang Gilang Rukmini? Kumaha anjeun satuju atanapi henteu? " Ratu: "Dinda satuju pikeun satuju." (Bari raja sareng ratu bagja, panaséhat karajaan sumping ...) Pembimbing: "Sampurasun ka Abdi Pangeran, aya salah sahiji jalma anu badé pendak sareng Maha Mulia sareng Raja.Anjeunna badé masihan ucapan sareng hadiah ka Gusti sareng Ratu sareng Ratu. " Ratu: "Punten sina lebetkeun penasihat ..." Pembimbing: "Kaluhuran anjeun, Ratu" Jalma: "Hapunten, Raja sareng Ratu, ijin kuring lebet" Raja: "enya mangga lebetkeun umat abdi." Jalma: "Kuring ngawakilan jalma-jalma karajaan hoyong ngucapkeun salamet ka Gusti sareng Raja sareng Ratu anu parantos kaberkahan ku putri anu geulis. Ku mangtaun-taun urang karajaan urang parna kaserang ku karesahan sabab Raja sareng Ratu parantos henteu kaberkahan sareng murangkalih. Nanging akhirna ayeuna Raja sareng Ratu gaduh anak. Kami rahayat karajaan bagja bagja pisan. " Ratu: "Alhamdullilah Gusti ieu berkat doa ogé jalma-jalma karajaan ogé." Jalma: "Kuring ngawakilan jalma karajaan anu mawa kado ieu ka Putri. Mudah-mudahan hadiah ieu mangpaat sareng disukai ku Putri. " Ratu: "Wah, aya seueur pisan, mangga hatur nuhun ka sadayana masarakat karajaan, leres?" Jalma: "Leres, Kangjeng Dalem, Ratu kuring bakal nepikeun. Teras kuring bakal musababkeun diri kuring, hapunten "                          Taun ka taun langkung, putri tungtungna tumuwuh janten gadis anu geulis pisan. Tapi kusabab anjeunna ngan ukur anak anu kagungan raja sareng ratu, anjeunna mangrupikeun anak anu butuh sareng sakapeung kecap-kecap éta teu kasar.Sagala paménta kedah dicumponan. Upami henteu, anjeunna bakal ambek pisan. Sanaos kitu, sadaya jalma masih mikacinta anjeunna. Rukmini: "Indung, abdi henteu resep baju éta!" Ratu: "Ari murangkalih, baju karuhun urang. Ibu anu biasa dianggo nalika anjeun ogé. Kusabab éta nunjukkeun yén urang nuju dewasa. " Rukmini: "(calik dina korsi) teu aya hubunganana sareng indung! Éta ngan saukur lawon! Sumawona anjeunna umur yuswa, abdi moal cocog pikeun ngagemna. Abdi masih ngora! Pembimbing: "(motong kuku awéwé) Ratu: "Anjeun henteu kedah nyarios yén, rukimini, éta kaén gaduh arti anu gedé pisan. Upami anjeun perhatikeun tina striations éta ngajelaskeun (jelaskeun kana sabar tapi Rukmini ngaganggu éta paguneman) " Rukmini: "(nyela) Ieu indung! Upami indung kuring masih maksakeun kuring ngagemna, abdi moal angkat pikeun acara ulang tahun kuring! (menacingly) " Ratu: (Hhh sareng daun kalayan wajah sedih) Rukmini: "Ahirna ibu kuring ogé ditinggalkeun. Bosen kuring nguping kabéh paréntahna. Panaséhat utama, upami anjeun sumping, henteu muka panto pikeun dirina.Kusabab sadayana sadinten kuring teu hoyong ningali anjeunna, kuring hoyong cicing di rohangan janten anjeunna henteu bakal terus ngadorong kuring. Pembimbing: "Ngapunten putri, tapi kumaha upami ratu bendu?" (nada sieun) " Rukmini: "Ngan nurut kana kecap kuring!" Pembimbing: "Tapi Putri, abdi sieun éta ..." Rukmini: "(ngaganggu) jempé! Upami anjeun henteu nurut kana perintah kuring, anjeun henteu sieun ku kuring, sareng éta hartosna anjeun kedah ngaluarkeun kuring ti karajaan bapa kuring! (nunjuk Panaséhat) " Pembimbing: "Hapunten, putri, hapunten kuring." Putri: (Putripun ngantunkeun panaséhatna anu éta hanjelu sedih kusabab perilaku Putri.)               Dina sababaraha dinten, Putri bakal umurna 17 taun. Jalma-jalma nolak ka karajaan. Aranjeunna mawa rupa kado anu éndah pisan. Prabu Siliwangi ngumpulkeun seueur hadiah, teras disimpen di ruangan karaton. Prabu Siliwangi nyandak sakedik emas sareng perhiasan teras angkat ka tempat perhiasan. Prabu Siliwangi: "Tok Tok Tok ... Sampurasun" Ahli Perhiasan: "(muka panto, teras kagét) Kang Mulya, Raja? Hayu, mangga lebetkeun Gusti. " Prabu Siliwangi: "Leres, hatur nuhun." Ahli Perhiasan: "Naon kabutuhan anjeun sumping di dieu?Naha aya anu tiasa kuring bantosan pikeun raja? " Prabu Siliwangi: "Kuring hoyong nyungkeun tulung. Naha anjeun tiasa ngadamel kalung anu paling geulis pikeun hadiah ulang taun awéwé anu abdi terhormat? " Ahli Perhiasan: "Tangtosna Dalem, abdi bakal teras-terasan ngadamel kalung anu paling indah pikeun Dalem Prabu. Punten Sang Prabu, antosan sakedap, abdi badé ngadamel kalung pikeun putri. " (Sababaraha waktos ti harita, kalung atos réngsé ...) Ahli perhiasan: "Ieu Duka anjeun, kalung parantos didamel." Prabu Siliwangi: "Wah, ieu kalung anu paling indah anu kuring kantos ningali. Anjeun damel pisan alus. " Ahli Perhiasan: "Hatur nuhun Kangjeng Dalem, pikeun Putri kuring bakal ngusahakeun pangsaéna"             Akhirna poé anu ditunggu parantos sumping. Kabeh jalma datang ka pesta. Teu aya jalma tunggal anu hoyong sono pesta anu pinunjul. Pesta karajaan anjog di alun-alun. Sagala pandangan jalma-jalma ditunjuk nuju ka putri. Masarakat éta bagja ngabagéakeun anjeunna. Pesta ulang taun putri mimitian. Sakumaha biasa raja mimitian ku berkat sadayana umat-Na. Raja: "sadayana umat kuring. Hatur nuhun pikeun anjeun sadaya ka dieu. Kuring bagja pisan gaduh jalma sapertos anjeun.Saha anu pohara paduli sareng mikacinta pikeun karajaan khususna sareng Putri Gilang Rukmini. Oke kanggo éta kuring bakal masihan kado anjeun ka putri abdi. Putri abdi sumping didieu putra. " Rukmini: "Leres bapak." Jalma: "Wah, kumaha geulisna Putri GIlang Rukmini nyaéta" Raja: "Ieu mangrupikeun hadir tina jalma anu dipikacinta ka anjeun." (masihan kado) Rukmini: (nampi teras mukakeunana) Raja: "Kumaha budak? Naha anjeun resep éta? " Rukmini: (ningali kana kalung sakedap) "Naon kalung ieu? Kuring henteu resep bapa. Kalung ieu awon! Abdi henteu hoyong nganggo (kalung dialungkeun) (Kalung anu indah rusak. Emas sareng mutiara sumebar di lantai. Sadayana jalma-jalma anu kagét. Teu aya anu ngobrol. Aya tiiseun.) Ratu: "Rukmini! Naon anu anjeun lakukeun! Anjeun ngajantenkeun bapak sareng ibu anjeun éra! (nangis)       Saha waé dina Karajaan Allah ceurik sabab aranjeunna ningali Maha Agung ceurik. Ujug-ujug cinyusu muncul tina istana karajaan, cai asalna gancang pisan sareng ngabentuk kakeueum. Sadayana sieun sareng nyalahkeun éta putri. Ahli Perhiasan: "Naon anu anjeun lakukeun ku Putri!Anjeun parantos nempatkeun anu bahaya di dieu! Tingali anjeun lakukeun! "      Sang Putri janten sieun pisan anjeunna punten tina perbuatan jahatna.Nanging kakeueuhan parantos janten hiji danau ageung sahingga ngalelepkeun karajaan. Ku jalma sakitar, danau disebat "Tasik Warna". Warna anu hasilna asalna tina kalangkang leuweung, pepelakan sareng langit di sabudeureun danau. Tapi jalma nyarios, warna-warna ieu asalna tina kalung putri anu sumebar. Sareng ayeuna danau warna 7 janten salah sahiji tempat wisata anu terkenal di Jawa Barat.

TerjemahanSunda.com | Bagaimana cara menggunakan terjemahan teks Indonesia-Sunda?

Semua terjemahan yang dibuat di dalam TerjemahanSunda.com disimpan ke dalam database. Data-data yang telah direkam di dalam database akan diposting di situs web secara terbuka dan anonim. Oleh sebab itu, kami mengingatkan Anda untuk tidak memasukkan informasi dan data pribadi ke dalam system translasi terjemahansunda.com. anda dapat menemukan Konten yang berupa bahasa gaul, kata-kata tidak senonoh, hal-hal berbau seks, dan hal serupa lainnya di dalam system translasi yang disebabkan oleh riwayat translasi dari pengguna lainnya. Dikarenakan hasil terjemahan yang dibuat oleh system translasi terjemahansunda.com bisa jadi tidak sesuai pada beberapa orang dari segala usia dan pandangan Kami menyarankan agar Anda tidak menggunakan situs web kami dalam situasi yang tidak nyaman. Jika pada saat anda melakukan penerjemahan Anda menemukan isi terjemahan Anda termasuk kedalam hak cipta, atau bersifat penghinaan, maupun sesuatu yang bersifat serupa, Anda dapat menghubungi kami di →"Kontak"


Kebijakan Privasi

Vendor pihak ketiga, termasuk Google, menggunakan cookie untuk menayangkan iklan berdasarkan kunjungan sebelumnya yang dilakukan pengguna ke situs web Anda atau situs web lain. Penggunaan cookie iklan oleh Google memungkinkan Google dan mitranya untuk menayangkan iklan kepada pengguna Anda berdasarkan kunjungan mereka ke situs Anda dan/atau situs lain di Internet. Pengguna dapat menyisih dari iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi Setelan Iklan. (Atau, Anda dapat mengarahkan pengguna untuk menyisih dari penggunaan cookie vendor pihak ketiga untuk iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi www.aboutads.info.)